Pedagang Parsel Cikini Bisa Jual 120 Parsel Sehari

Pedagang parcel raup untung jelang hari raya.
Sumber :
  • VIVA/Arrijal Rachman

VIVA – Lebaran masih menjadi angin segar bagi pedagang parsel di kawasan Pasar Cikini, Jakarta Pusat. Pasalnya tren kirim parsel ke sanak keluarga, kerabat, rekan kerja, maupun antarperusahaan masih digandrungi oleh masyarakat Indonesia saat jelang lebaran tiba.

Tidak tanggung-tanggung, pedagang parsel di kawasan tersebut mengaku, pesanan satu orang saja untuk pembelian parsel jelang lebaran bisa mencapai 20 sampai 120 paket dalam sehari.

"Ya, kita kan terima pesanan juga, misalkan ada yang lihat ini (parsel yang dipajang), terus pesan 20 biji, ya kita bikin. Jadi enggak jual satu dua aja. Jadi dia lihat ini, pesan 70 ada. Kadang-kadang kita sampai 120 parsel. Itu satu orang doangan," ucap Santi (39 tahun) salah satu penjual Parsel, saat ditemui VIVA di Cikini, Minggu malam, 3 Juni 2018.

Santi yang telah menjual parsel tiap tahun, mengaku meski bisa menerima pesanan mencapai angka tersebut, namun peningkatan penjualannya tidak ada yang signifikan, hanya sekitar 5 persenan per tahun.

Menurutnya, hal itu disebabkan penjualan parsel musiman juga harus menghadapi peningkatan harga komoditas utama penjualannya, seperti keramik, makanan, maupun ongkos untuk membuat parsel tersebut. Di tambah, kata dia, untuk parsel paket makanan juga harus dipantau expirednya, dan dipilih yang masih segar dan baru, sebab terus dilakukan pengecekan oleh Badan POM.

"Per tahun sih biasa aja (kenaikannya), terjual alhamdulillah, enggak terjual ya syukurin aja. Tapi adalah di atas lima persenan itu dicampur pesanan juga. Tapi ya gitu-gitu aja, kan itu ikut naik juga barang-barang diisinya tiap tahun," ujar dia.

Meski begitu, Santi mengaku belum bisa menghitung omset yang didapat saat ini, sebab hasilnya biasa dihitung usai lebaran atau setelah musim penjualan parsel berakhir. Untuk harganya, dia mengatakan beragam, tergantung paketan yang dipesan pembeli, mulai dari paketan yang isi makanan, kaligrafi hingga barang pecah belah.

"Kalau yang paling murah, kita kalau yang makanan paling murah Rp150 ribu sampai Rp950 ribu. Kalau yang keramik satu set dari yang harga Rp200 ribu sampai Rp3 jutaan. Kaligrafi sekitar Rp2,5 jutaan," papar Santi.

Dia pun juga mengaku, selama jelang lebaran tersebut, penjualan juga dilakukan 24 jam. Hal ini dilakukan demi melayani pembeli yang datang tidak menentu waktunya. "Ya, jadi kita enggak tutup, bisa sampai pagi. Kan ada yang jaga juga buat yang beli malam," ujarnya.