Pendemo 212 Tak Gubris MUI, Abu Janda Ngoceh
- Repro Twitter
VIVA – Meski banyak yang mengecam dan merasa tak suka dengan puisi 'Ibu Indonesia' yang dibacakan Sukmawati. Karena diduga ada bait puisi yang menista agama.
Ternyata, tak semua orang mau turun ke jalan untuk berdemo menuntut polisi menangkap putri Presiden Soekarno itu.
Salah satunya adalah aktivis sekaligus Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama, Permadi Arya.
Pria yang pernah ngetop dengan nama samaran Abu Janda itu, bahkan tak setuju jika masalah puisi ini diselesaikan dengan cara pengerahan massa.
Alasan Permadi, Majelis Ulama Indonesia sudah meminta agar tak ada yang berdemo dan menerima permintaan maaf Sukmawati serta mencabut laporan ke polisi. Tak harapan MUI itu tak digubris.
Bahkan, Permadi menilai demo yang dilakukan ribuan massa ke kantor Badan Reserse Kriminal Polri, bukan sebuah aksi untuk mengawal fatwa MUI.
"MUI sarankan tidak usah reuni 212 tak didengar. MUI fatwakan jangan nebar HOAX tak didengar. MUI sarankan cabut laporan Sukmawati tak didengar. yang didengar cuma fatwa yang dia demen aja.. BELA ISLAM KAWAL FATWA PALA LU BAU JIGONG," tulis Permadi di akun Twitternya seperti dikutip VIVA, Jumat, 6 April 2018.
Untuk diketahui, sejauh ini sudah cukup banyak laporan yang masuk ke kepolisian tentang puisi Sukmawati.
Namun, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H. Ma'ruf Amin meminta alumni 212 tidak melakukan aksi demonstrasi, pada Jumat 6 April 2018.
"Kalau boleh saya berharap, karena beliau (Sukmawati) sudah datang minta maaf, apa salahnya kita beri maaf. Saya kira tidak ada salahnya. Saya hanya bisa berharap," kata Ma'ruf di kantor MUI, Jakarta, Kamis 5 April 2018.
Baca: Ketua MUI Berharap Massa 212 Tidak Demo Sukmawati
Wanita bernama lengkap Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri, membacakan puisi itu di acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018.
“Ibu Indonesia
ku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu, sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangtlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia, saat pengelihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi , dan kreatif,
selamat datang di duniaku, bumi ibu Indonesia
Aku tak tau syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada ilahi
Napas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat-ayat alam surgawi
Pandanglah ibu Indonesia, saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolakan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu indonesia dan kaumnya.”