Analisis Ahli Konstruksi soal Longsor Bandara Berujung Maut

Evakuasi korban longsor tembok under pass perlintasan kereta bandara
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA – Longsor terjadi di Jalan Perimeter Selatan Bandara Soetta pada Senin petang, 5 Januari 2018. Saat itu wilayah Soekarno-Hatta memang diguyur hujan deras. Akibatnya beton berat ambruk dan menimpa mobil korban yakni Dianti Putri dan Mutmainah saat mereka melintas di underpass Bandara Soetta.

Pada pukul 03.00 dini hari, Selasa 6 Januari 2018 Dianti Putri berhasil dievakuasi. Namun sekira tiga jam kemudian, dia meninggal.

Sementara korban lain yakni Mutmainah berhasil diselamatkan Basarnas setelah empat jam upaya evakuasi. Diketahui pada Senin petang memang terjadi hujan deras merata di hampir semua wilayah Jakarta dan Tangerang.

Basarnas menyatakan, pihaknya sengaja tak menggunakan alat berat dalam penyelamatan karena khawatir malah akan menambah tekanan longsor dan kondisi ambrol bangunan yang lebih parah. Tim SAR melakukan penyelamatan bahkan dengan memotong bagian-bagian mobil korban.

Pakar konstruksi Josia Rastandi dari Universitas Indonesia kepada tvOne, Rabu 7 Februari 2018 menduga bahwa ada indikasi fail 'kerusakan' di bagian sambungan atau tulangan bangunan dinding underpass.

"Kemungkinan besar steknya itu bisa lepas," kata Josia.

Namun dia menjelaskan bahwa selain dugaan bangunan tak kuat menahan tanah, dorongan air hujan yang sangat kuat juga bisa menjadi penyebabnya. Menurut dia, dominan tekanan tanah dari kanan dan kiri yang juga didesak air tanah bisa kuat mendorong dinding hingga menyebabkan kerusakan.

Josia mengatakan, karena itu perlunya memastikan untuk memasukkan tulangan dengan kuat sehingga tak ada tarikan antara besi-besi yang ditanam di beton yang berpotensi membahayakan.