Kriminolog: Pembobolan Tas Pesawat, Kejahatan Sistematis

Grand Desain Bandara Soekarno-Hatta (khusus galeri foto)
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id - Pelaku pembobol tas penumpang pesawat telah dibekuk Kepolisian Bandara Soekarrno-Hatta. Dalam pengakuannya kepada polisi, pelaku yang tertangkap mengaku membobol tas penumpang karena tekanan seniornya di lapangan.

Menanggapi hal ini, kriminolog Universitas Indonesia, Erlangga Masdiana, mengatakan hal itu menunjukkan kejahatan tersebut sudah berjalan sistematis dengan melibatkan atasan para pelaku. Untuk itu, ia meminta pengelola Bandara Soekarno-Hatta harus mengambil tindakan tegas.

"Ini sebenarnya sudah sistematis dan harus diperhatikan betul. Ambil tim itu (yang terlibat) dan keluarkan saja. Itu merusak," kata Erlangga dalam Apa Kabar Indonesia tvOne, Minggu 3 Januari 2016.

Erlangga mengatakan tekanan dari senior tersebut dalam teori disebut sebagai transformasi kejahatan. Dalam teori ini bagaimana seorang pelaku kejahatan mentransfer nilai dan keahlian kejahatan tertentu yang dimilikinya untuk orang lain.

"Kalau pertama, first offender, biasanya merasa ragu-ragu. Kalau pertama, kedua (kejahatan dilakukan) tak terjadi apa-apa maka jadi habit," jelas dia.

Untuk itu, dia berpendapat, manajemen bandara harus melakukan perubahan menyusul pengungkapan kasus ini. Jika tidak mau berubah, maka sudah semestinya struktur manajemen bandara harus diubah.

"Harus ada screening pegawai yang menjaga citra layanan, mulai dari porter sampai manajemen yang lebih tinggi," kata dia.

Sebagai langkah perbaikan, kriminolog tersebut juga mendesak pengelola bandara untuk memastikan sistem yang bisa mengawasi dan merekam semua aktivitas petugas bandara mulai dari manajemen, pegawai sampai porter di sudut lapangan.

"Pak Jonan (Menteri Perhubungan) mestinya fokus juga dengan sistem pelayanan di bandara, pelayanan secara umum ya. Kalau ada keluhan harus ditindaklanjuti," kata dia.

Dikabarkan sebelumnya, dari penyelidikan polisi terungkap adanya rekaman CCTV milik PT Angkasa Pura II November 2015, yang menunjukkan oknum porter tanpa kendala langsung membuka tas dan koper penumpang sembari mencari barang berharga.

Dari rekaman itu pula, pengelola bandara bersama kepolisian mengusut hal tersebut hingga didapati empat tersangka berinisial A dan dua orang, M dan S.

Polisi masih mengembangkan kasus ini dengan memeriksa pihak-pihak terkait dan kemungkinan adanya sindikat oknum porter seperti yang disebutkan para tersangka. (one)