TNI AD Selidiki Senjata Anggota yang Terlibat Perampokan
Jumat, 14 Agustus 2015 - 23:35 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Andry Arifin
VIVA.co.id - Sub Detasemen Polisi Militer TNI AD kini tengah menyelidiki kasus IS (37), oknum TNI AD yang , Giyatno (34) dan Sudarsih (37) di Desa Waringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis 13 Agustus 2015.
Salah satu hal yang ditelusuri dan diselidiki oleh POM AD yakni soal asal-muasal senjata revolver yang dimiliki oknum IS untuk merampok pedagang sembako tersebut.
"Kalau senjata belum diketahui. Itu akan diselidiki Subdenpom Bekasi," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Wuryanto, ketika dihubungi, Jumat 14 Agustus 2015.
Dari tangan IS, polisi menyita satu pucuk revolver jenis Taurus. Selain itu juga terdapat 15 peluru aktif, lima butir selongsong dan satu butir proyektil. Wuryanto menjelaskan, jenis tersebut.
"(Kami) enggak pegang senjata seperti itu," ujar Wuryanto. Saat ini, lanjut Wuryanto, IS belum bisa dimintai keterangan karena masih berada di rumah sakit karena mengalami luka dikeroyok warga.
Namun, ia tidak membantah bahwa aksi IS tersebut dilakukan tidak sendiri. "Saat ini IS masih dirawat, dan kita enggak tahu satu lagi siapa (yang ikut dengan IS)," jelas. Wuryanto.
Saat ini, Wuryanto menuturkan, oknum TNI IS berpangkat Sersan Dua bertugas di Detasemen Mabes TNI Angkatan Darat.
"Dari kami pimpinan AD menegaskan tidak akan menolerir hal-hal (kejahatan) seperti itu. Tidak akan menolerir pelanggaran yang dilakukan anggota, kita akan proses sesuai dengan hukum dan kode etik yang sesuai aturan," kata Wuryanto. (ren)
Baca Juga :
Salah satu hal yang ditelusuri dan diselidiki oleh POM AD yakni soal asal-muasal senjata revolver yang dimiliki oknum IS untuk merampok pedagang sembako tersebut.
"Kalau senjata belum diketahui. Itu akan diselidiki Subdenpom Bekasi," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Wuryanto, ketika dihubungi, Jumat 14 Agustus 2015.
Dari tangan IS, polisi menyita satu pucuk revolver jenis Taurus. Selain itu juga terdapat 15 peluru aktif, lima butir selongsong dan satu butir proyektil. Wuryanto menjelaskan, jenis tersebut.
"(Kami) enggak pegang senjata seperti itu," ujar Wuryanto. Saat ini, lanjut Wuryanto, IS belum bisa dimintai keterangan karena masih berada di rumah sakit karena mengalami luka dikeroyok warga.
Namun, ia tidak membantah bahwa aksi IS tersebut dilakukan tidak sendiri. "Saat ini IS masih dirawat, dan kita enggak tahu satu lagi siapa (yang ikut dengan IS)," jelas. Wuryanto.
Saat ini, Wuryanto menuturkan, oknum TNI IS berpangkat Sersan Dua bertugas di Detasemen Mabes TNI Angkatan Darat.
"Dari kami pimpinan AD menegaskan tidak akan menolerir hal-hal (kejahatan) seperti itu. Tidak akan menolerir pelanggaran yang dilakukan anggota, kita akan proses sesuai dengan hukum dan kode etik yang sesuai aturan," kata Wuryanto. (ren)