Guru SMK di Cilandak Diduga Lecehkan Siswinya, Diancam Nilai Turun dan Aib Dibuka

Ilustrasi pelecehan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA – AU (50 tahun), seorang guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Cilandak, Jakarta Selatan, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap siswinya, ZK (17 tahun), dan mengintimidasi agar korban tidak melaporkan kejadian tersebut. 

IA (40), ayah ZK, mengungkapkan bahwa anaknya diancam dengan penurunan nilai akademik dan penyebaran aib jika ia menceritakan pengalaman pelecehan itu kepada orang tua. 

"Kadang nilai pelajaran dikurangi dan aibnya dibuka sebagai senjata untuk menutup mulut siswa," ungkap IA dalam wawancara, Jumat 3 Januari 2025.

Ilustrasi pelecehan

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

ZK menjelaskan bahwa AU adalah sosok guru yang sering didatangi siswa untuk bercerita tentang masalah pribadi mereka. Namun, kepercayaan ini disalahgunakan oleh AU untuk memanipulasi siswa. 

"Saya awalnya takut bicara karena khawatir aib saya akan disebar oleh guru itu," ungkap ZK.

Ia menambahkan bahwa AU menggunakan kepercayaan siswa untuk membuat mereka saling benci satu sama lain dengan menyebarkan informasi pribadi.

Sebelumnya dilaporkan, ZK menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh AU, termasuk upaya pemaksaan hubungan fisik di ruangan kosong sekolah. 

"Untungnya ZK berhasil melawan dan bisa keluar dari situasi tersebut," tambah IA.

Tidak hanya itu, AU juga diduga mengirim pesan-pesan yang tidak senonoh kepada ZK melalui media komunikasi digital. 

Menyikapi serangkaian kejadian ini, IA memilih jalur hukum dengan melapor ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan tersebut tercatat dengan nomor LP/B/4055/XII/2024/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA, yang disampaikan pada Senin 30 Desember 2024.

Kasus ini sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian untuk memastikan keadilan bagi korban dan tindakan tegas terhadap pelaku.

Pelecehan di lingkungan pendidikan bukan hanya melanggar hukum tetapi juga menghancurkan kepercayaan dan rasa aman siswa terhadap institusi pendidikan. 

Kasus seperti ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat dan pendidikan seksual yang tepat dalam mencegah terulangnya kejadian serupa.