Terkuak Asal-usul Mesin Pencetak Uang Palsu di UIN Makassar, Harganya Tak Main-main
- VIVA.co.id/Supriadi Maud (Sulawesi Selatan)
Makassar, VIVA – Mesin cetak yang digunakan untuk memproduksi uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar ternyata didatangkan dari luar negeri. Pihak kepolisian menyebutkan bahwa mesin tersebut dibeli dari negara China.
Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan mengatakan, mesin tersebut dibelinya dari Surabaya dan dipesan dari China. Mesin produksi uang palsu itu dibeli dengan harga Rp 600 juta. Mesinnya terbilang canggih karena sulit terdeteksi alat X-Ray.
"Mesin cetaknya dibelinya di Surabaya, tapi barang dari China, nilainya Rp 600 juta harganya. Hasil cetakan uang palsu ini sulit terdeteksi oleh X Ray," kata Irjen Yudhiawan saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis 19 Desember 2024.
Yudhiawan menjelaskan bahwa para pelaku ini tidak hanya mencetak uang palsu rupiah, tapi juga mencetak sejumlah uang mata asing. Rim kertas dan tinta dipakai mencetak dibeli dari China. Satu rim kertas mampu mencetak uang palsu senilai Rp 1,2 miliar Rupiah.
"Mata uang rupiah emisi 2015 sebanyak 4.554 lembar dengan pecahan 100 ribu. Kemudian mata uang korea 1 lembar dan mata uang vietnam 11 lembar," beber Yudhiawan.
Yudhiawan menjelaskan lagi bahwa dari hasil interogasi terhadap pelaku, ide ini sudah direncanakan sejak 2 Juni 2010. Kemudian berlanjut di tahun 2011-2012 dibicarakan lagi.
Setelah berjalan beberapa tahun, tepatnya pada Juni 2022 kembali direncanakan untuk pembuatan. Tepatnya di Juli 2022 direncanakan dan dipelajari lagi dan akhirnya diputuskan untuk membeli mesin produksi uang palsunya.
"Tepat pada bulan Oktober 2022, pelaku sudah membeli alat cetak dan kertas. Barang tersebut dipesan langsung dari China. Kertas dan tintanya dari China dan tidak ada di Indonesia. Yang kami amankan hampir 40 rim kertas," bebernya
Yudhiawan menyebut bahwa para pelaku akhirnya baru memproduksi pada Mei tahun 2024. Sebelum memproduksi, para pelaku sempat bertemu dan saling kerjasama untuk proses pembuatan pada bulan Juni.
"Mereka sudah mencetak dan menyerahkan ke pelaku lain. Mereka juga sempat tahu kalau polisi melakukan penyelidikan di akhir November 2024," sebutnya.
Yudhiawan menambahkan bahwa total ada 98 barang bukti disita polisi dalam kasus sindikat uang palsu di UIN Alauddin ini. Selain itu, ada juga surat berharga negara (SBN) dan sertifikat deposit Bank Indonesia turut diamankan.
"Dari beberapa alat bukti yang lain, ini tinta, ada mesin, ada spare part, kaca pembesar, jumlah total 98 ini. Ada satu lembar kertas foto kopi sertifikat of deposit BI nilainya Rp 45 triliun, juga ada kertas surat berharga negara (SBN) senilai Rp 700 triliun," tambah Yudhiawan.
Saat ini, kata Yudhiawan, pihak kepolisian telah menetapkan 17 tersangka dalam kasus sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar. Mereka masing-masing AI, MN, KA, IR , NS, JBP, AA, SAR, SU, AK, IL, SM. Kemudian, MS, SR, SW, MM dan RM.
Polisi juga mengamankan MN yang tak lain adalah staf AI. Selain itu, ada dua karyawan bank BUMN yang diduga terlibat. Mereka adalah IR (37) dan AK (50).
"Setelah kita lakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, ada enam saksi. Tersangka kita tangkap ada 17 orang. Ini masih bisa bertambah," terangnya.
Ditempat yang sama, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan, kasus pencetakan uang palsu hingga saat masih terus didalami dan melakukan pengembangan. Bahkan polisi menyebut kalau masih ada pelaku lain yang sementara dalam pengejaran.
"Masih ada pelaku lain, kita masih berusaha melakukan penangkapan, sekarang ini sudah ada 17 tersangka yang sudah diamankan," terangnya