Agus Buntung Suka Buat Masalah di Kampus, Dosen Ungkap IPK Jeblok dan Sering Absen
- Istimewa
Jakarta, VIVA - Nama I Wayan Agus Suartama, yang akrab disapa Agus Buntung, mencuat ke publik setelah terlibat kasus pelecehan seksual yang korbannya terus bertambah hingga mencapai 19 orang, tiga di antaranya merupakan anak di bawah umur.
Kasus ini menjadi sorotan karena kondisi Agus yang merupakan penyandang disabilitas tanpa tangan, tetapi tetap dapat melancarkan aksinya.
Sering Absen dari Perkuliahan
Di tengah viralnya kasus ini, dosen pembimbing akademik Agus, I Made Ria Taurisia Armayani, mengungkap sisi lain dari kehidupan mahasiswa tersebut.
Agus diketahui merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Seni dan Budaya Keagamaan Hindu, di sebuah perguruan tinggi di Lombok. Namun, perjalanan akademiknya jauh dari prestasi yang membanggakan.
Ria mengungkapkan bahwa Agus memiliki kebiasaan menghilang saat perkuliahan berlangsung.
"Di kampus dia berinteraksi dengan teman-temannya, setelah itu hilang di saat pembelajaran di kelas," ujar Ria, seperti dilansir dari akun TikTok @checechan05 pada Sabtu, 14 Desember 2024.
Hal ini diperkuat dengan bukti absensi Agus yang menunjukkan banyak kekosongan di semester 7. Dari total 14 pertemuan, Agus hanya hadir di dua pertemuan awal.
"Dia hanya di area depan kampus, tidak pernah datang ke kelas. Ini buktinya absensi tak pernah ada," tambah Ria.
Dapat Beasiswa Tapi Tidak Bayar UKT
Agus sebelumnya merupakan penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) dengan total bantuan sebesar Rp13 juta. Namun, beasiswa itu dicabut pada semester 2 karena Agus tidak membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).
"Agus mendapatkan beasiswa KIP pada tahun 2021, di semester 1 dia terima KIP, tapi karena dia tidak bayar UKT di semester 2, akhirnya KIP diputus," ungkap Ria.
Indeks Prestasi Jauh dari Memuaskan
Indeks Prestasi (IP) Agus juga mencerminkan kurangnya tanggung jawab terhadap kuliahnya.
"Semester 1 Agus punya IP 1,7, semester selanjutnya 0, semester 3 IP 1,9, semester 4 IP 2,35, semester 5 IP 0,4 karena tidak pernah masuk, dan semester 6 IP 0,8," jelas Ria.
Ria menegaskan bahwa dosen tidak bisa memberikan penilaian cuma-cuma. Sebagai mahasiswa, Agus seharusnya memenuhi tiga aspek penilaian yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, tetapi dirinya tidak berhasil memenuhi ketiga aspek tersebut.
Kasus Pelecehan yang Bikin Heboh
Kini, fokus publik tertuju pada tindakan kriminal Agus. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB telah menetapkan Agus sebagai tersangka dalam kasus pelecehan seksual yang korbannya mayoritas adalah mahasiswi.
Kasus ini terus menjadi perbincangan di media sosial karena mengungkap berbagai sisi kelam kehidupan Agus yang sempat menerima kepercayaan besar dari pemerintah sebagai penerima beasiswa KIP.
Polisi masih mendalami kasus ini, sementara para korban yang melapor berharap keadilan dapat ditegakkan.