Kapolres Bilang Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas di Semarang Ingin Melerai Tawuran

Ilustrasi tembakan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Semarang, — Seorang pelajar SMKN 4 Semarang, berinisial G (17), meninggal dunia setelah tertembak dalam sebuah insiden tawuran di kawasan Semarang Barat. Peristiwa ini terjadi pada Minggu dini hari, 24 November dan melibatkan seorang anggota kepolisian yang tengah berusaha melerai bentrokan antar dua kelompok remaja.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, menjelaskan bahwa kejadian ini merupakan salah satu dari tiga peristiwa tawuran yang terjadi di wilayah Semarang pada malam itu. 

Menurutnya, bentrokan terjadi di Kecamatan Gayamsari, Semarang Utara, dan Semarang Barat.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar.

Photo :
  • VIVA | Didiet Cordiaz (tvOne)

Irwan memaparkan bahwa di Kecamatan Gayamsari, polisi telah menetapkan dua orang sebagai tersangka. 

Di Semarang Utara, satu orang mengalami luka-luka, namun pelaku masih dalam proses pencarian. 

Sementara itu, insiden paling fatal terjadi di Semarang Barat, di dekat kawasan perumahan Paramount. Dalam kejadian ini, seorang siswa berinisial G meninggal dunia, dan polisi telah memeriksa 12 remaja yang terlibat. 

Empat orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka, berasal dari dua geng yang saling bertikai, yakni geng Seroja dan geng Tanggul Pojok.

“Korban merupakan anggota geng Tanggul Pojok, sementara kami juga menemukan sejumlah senjata tajam yang diduga digunakan dalam bentrokan tersebut,” ujar Irwan.

Irwan menambahkan bahwa seorang anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang secara kebetulan melintas di lokasi kejadian ketika sedang dalam perjalanan pulang dari tugasnya. 

Melihat keributan di antara dua geng tersebut, anggota polisi tersebut berusaha melerai. 

Namun, upayanya justru direspons dengan serangan dari para pelaku, sehingga polisi tersebut terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan.

“Tembakan peringatan sempat dilepaskan, tetapi kondisi semakin tidak terkendali, hingga akhirnya korban tertembak di bagian pinggul,” jelas Irwan.

Korban segera dilarikan ke RSUP Dr. Kariadi oleh anggota polisi tersebut, dibantu oleh beberapa anggota geng Seroja. 

Namun, identitas korban baru diketahui sekitar pukul 10.00 WIB karena tidak ada yang mengenalinya saat itu. 

Setelah keluarga korban dikabari, barulah mereka datang ke rumah sakit dalam kondisi berduka.

Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut, termasuk memeriksa anggota kepolisian yang melepaskan tembakan. 

Selain itu, investigasi terhadap tiga peristiwa tawuran yang terjadi malam itu juga terus dilakukan. 

“Kami menunggu hasil visum dan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kronologi kejadian serta pihak-pihak yang terlibat,” tegas Irwan.

Kabar tewasnya siswa SMKN 4 Semarang ini memicu kesedihan mendalam bagi keluarga korban. Pihak keluarga memilih untuk tidak memberikan keterangan kepada media karena masih berduka. 

Di sisi lain, pihak sekolah juga mengaku belum menerima informasi yang jelas terkait penyebab pasti kematian korban. Selain korban G, dua siswa lainnya diketahui mengalami luka-luka dan kini tengah dirawat akibat trauma dan syok.

Insiden ini menambah daftar panjang kasus kekerasan remaja yang berujung pada tragedi. 

Selain mengungkap fakta di balik peristiwa ini, diharapkan pihak berwenang dapat mengambil langkah serius untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.