Kronologi Penganiayaan Siswa SMA di Tebet hingga Koma

ilustrasi penganiayaan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA – Seorang siswa SMA swasta berinisial AAP (16) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh kakak kelasnya.

Insiden yang menghebohkan ini membuat AAP tak sadarkan diri dan kini dalam kondisi koma di rumah sakit.

Orangtua korban, Mukti (49), menceritakan bahwa peristiwa tragis tersebut terjadi pada hari Selasa, 8 Oktober 2024, sekitar pukul 11.45 WIB. 

“Anak saya ditarik oleh kakak kelasnya, yaitu dari kelas 12 dan kelas 11, lalu dibawa keluar pagar sekolah,” jelas Mukti saat memberikan keterangan, Kamis 10 Oktober 2024. 

Setelah ditarik keluar dari lingkungan sekolah, AAP mengalami pemukulan yang dilakukan oleh kakak kelasnya.

Ilustrasi aksi bullying atau penganiayaan, kekerasan anak

Photo :
  • www.pixabay.com/bykst

Akibat penganiayaan tersebut, AAP mengalami luka-luka serius, yang berujung pada ketidaksadaran.

“Anak saya mengalami memar di bagian wajah sebelah kiri dan di belakang kepala, hingga tidak sadarkan diri.” ujarnya. 

Hingga saat ini, belum ada penjelasan yang jelas mengenai alasan di balik penganiayaan tersebut. Mukti mengaku kebingungan dan prihatin akan perlakuan yang diterima putranya. 

“Kami tidak tahu mengapa AAP ditarik dan dipukuli oleh seniornya,” imbuhnya.

Setelah insiden tersebut, AAP mendapatkan pertolongan dari kakak kelas lainnya, yang kemudian membawanya kembali ke dalam area sekolah. 

Pihak sekolah segera menghubungi keluarga AAP dan membawa korban ke Rumah Sakit Budhi Asih yang terletak di Cawang, Jakarta Timur.

Di rumah sakit, AAP mendapatkan penanganan medis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa korban mengalami pendarahan di bagian belakang kepala. Mukti menjelaskan, 

“Tindakan medis yang dilakukan meliputi CT scan kepala dan dilanjutkan dengan operasi untuk mengatasi pendarahan di otak sebelah kiri dan kanan.” ujarnya. 

Saat ini, AAP masih dalam perawatan intensif di rumah sakit dan belum menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Mukti sangat khawatir dengan kondisi putranya dan berharap agar AAP segera pulih. 

“Kami terus berdoa agar anak kami bisa sadar dan pulih dari kondisi ini,” harapnya.

Mukti juga telah mengambil langkah hukum dengan melaporkan kejadian penganiayaan tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan pada hari yang sama saat insiden terjadi. Dia berharap, laporan ini dapat membantu penegakan hukum terhadap pelaku.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Gogo Galesung, membenarkan bahwa insiden kekerasan terhadap AAP tersebut telah dilaporkan. 

“Kami telah menerima laporan dan saat ini sedang dalam proses penanganan oleh tim penyidik kami,” ungkap Gogo saat dihubungi untuk memberikan klarifikasi terkait situasi ini.