Kisah Tragis Nia, Penjual Gorengan yang Ingin Kuliah Terkubur Cita-citanya

Foto Nia Kurnia Sari, penjual gorengan di Padang Pariaman jadi korban pembunuhan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)

Padang Pariaman, VIVA –  Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan yang menjadi korban pembunuhan sadis di Kaytu Tanam, Padang Pariaman, bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang Perguruan Tinggi.

Meski Nia berhasil mendapatkan beasiswa KIP-Kuliah, belakangan terkuak fakta bahwa Nia ternyata tidak mengikuti ujian akademik. Pelaksanaan ujian itu, dijadwalkan pada Kamis 5 September 2024 atau tepat sehari sebelum Nia dinyatakan hilang. Penyebabnya, Nia tidak mendapatkan informasi adanya ujian tersebut.

Aladi Iyan Pratama, kekasih Nia Kurnia Sari, mengungkap bahwa keinginan Nia untuk kuliah sangat besar. Bahkan, Ia gigih untuk mendapatkan beasiswa Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) hingga Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) sudah diikuti. 

Penemuan jasad gadis remaja di Padang Pariaman

Photo :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)

Gagal di SNPMB dan SNBT, kata Aladi Iyan Pratama, tak membuat Nia putus asa. Hingga akhirnya, Nia mendapatkan beasiswa KIP-Kuliah di Universitas Sumatera Barat (Unisbra). Namun, menjelang ajal nya, Nia sama sekali tidak mendapatkan informasi apa-apa soal KIP maupun jadwal ujian. 
  
Kurangnya informasi antara pihak penyelenggara beasiswa KIP-Kuliah maupun kampus kepada Nia sebagai penerima beasiswa dinilai Aladi Iyan Pratama, sebagai kelemahan dalam sistem pengelolaan beasiswa.

"Harusnya, kampus itu beri Nia kepastian tentang kapan ujian itu diadakan atau kapan wawancaranya. Jadi, Nia bisa tahu pasti tanggal dan penentuannya. Kalau pun tidak diinfokan secara pribadi (kepada Nia), harusnya kampus bisa infokan di group, karena ada group nya. Cuma, kata Nia tidak ada sama sekali," kata Aladi Iyan Pratama, Kamis 19 September 2024.

Sepanjang komunikasi kata Aladi Iyan Pratama, Nia sering bercerita tentang ketidakpastian perihal beasiswa KIP ini. Meski lelah, namun Nia tetap sabar menunggu informasi soal KIP ini keluar.

"Nia pernah curhat, kalau Nia itu capek nunggu hasil KIP keluar. Ya, karena memang lama penentuan kuotanya. Bahkan Nia sering bertanya ke admin kampus nya kapan penentuan, tapi belum ada kepastian. Nia juga takut tidak lolos terus gagal kuliah," ujar Aladi Iyan Pratama.

Aladi Iyan Pratama memastikan, jika Nia mendapatkan informasi tentang adanya jadwal ujian akademik ini, sudah barang tentu akan diikuti oleh Nia. Karena kuliah memang merupakan cita-cita Nia.

"Tidak ada informasi. Kalau ada, pasti Nia datang ke kampus, Nia tidak akan menyiakan kesempatan itu," kata Aladi Iyan Pratama.

Gumaria Anita, tante dari Nia Kurnia Sari pun memastikan jika informasi baik tentang pengumuman lolos seleksi maupun jadwal ujian pada program beasiswa KIP-Kuliah itu, sama sekali tidak diketahui oleh Nia.

Kata Anita, jika informasi itu diketahui, apalagi dinyatakan lolos seleksi administrasi dan wajib mengikuti ujian akademik, sudah barang tentu Nia akan gembira dan mengikuti segala rangkaian itu. Karena, beasiswa ini memang sangat ditunggu oleh Nia.

"Nia itu sudah seperti anak saya. Kalau dia tahu lolos seleksi dan ada ujian, pasti gembira, pasti akan kerumah saya. Nia pasti akan ikut. Ini sama sekali tidak ada informasi sama sekali," ujar Anita.

Menurut Anita, informasi yang diterima oleh Nia hanya soal pengumuman lolos seleksi yang akan disampaikan pada bulan September 2024. Namun, hingga Nia hilang dan jasadnya ditemukan, informasi soal KIP ini tak kunjung sampai.

"Kalau informasi akan diumumkan pada September ini ada, tapi kalau lolos seleksi atau jadwal ujian, sama sekali Nia tidak tahu, dia tidak dapat informasi apa-apa," tutup Anita.

Nia Kurnia Sari, belakangan disebut sudah mendapatkan beasiswa KIP-Kuliah di Universitas Sumatera Barat. Nia pun dinyatakan lolos seleksi administrasi dan dijadwalkan mengikuti ujian pada Kamis 5 September 2024 pukul 08.30 WIB, atau sehari sebelum Nia dinyatakan hilang oleh pihak keluarga.

Awak media termasuk Viva, sudah berusaha mengkonfirmasi ke pihak Universitas Sumatera Barat perihal ini, namun sampai hari ini masih belum mendapatkan tanggapan.