AKBP Gogo Ungkap Hasil Visum Siswa Binus Simprug: Cuma Tindak Kekerasan, Tak Ada Pelecehan

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zendy Pradana

Jakarta, VIVA – Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung mengatakan bahwa hasil visum sementara terkait dugaan perundungan atau bullying kepada RE (18), siswa SMA Binus School, Simprug, Jakarta Selatan, hanya sebatas kekerasan saja. Dia memastikan belum ada dugaan pelecehan yang dialami oleh RE.

"Kalau sementara visum, ya masih adanya tindak kekerasan saja,” kata Gogo Galesung di Polres Metro Jakarta Selatan pada Kamis, 19 September 2024.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung

Photo :
  • VIVA.co.id/Zendy Pradana

Gogo juga membantah terkait adanya dugaan pelaku perundungan RE, merupakan anak dari ketua umum partai politik. Dia menyebut hal itu sudah ditelusuri melalui Kartu Keluarga (KK) saksi.

"Kami sudah mengecek KK (Kartu Keluarga) semuanya tidak ada yang berkaitan dengan berita tersebut," kata dia.

Dia juga memastikan, bahwa saat ini dugaan perundungan kepada siswa salah satu sekolah swasta di Jakarta Selatan itu sudah naik ke tahap penyidikan. Namun, dipastikan belum ada tersangkanya.

"Prosesnya sudah naik penyidikan, kami akan periksa seluruh saksi kembali dari status penyelidikan menjadi penyidikan," kata Gogo.

Sebelumnya, Siswa Binus Simprug, Jakarta yang merupakan korban perundungan berinisial RE (16) mengaku kerap mendapat pelecehan seksual dari teman-temannya.

Hal itu disampaikan RE dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 17 September 2024.

“Saya dari awal, kemaluan saya dipegang-pegang di depan perempuan, di depan laki-laki. Kemaluan saya dipegang, pantat saya dipegang, di depan kelas, di muka umum,” kata RE.

Dia lantas mempertanyakan mengapa sekolah tak pernah mengungkap kebenaran tersebut meski sudah terpampang jelas di CCTV.

RE menyayangkan pihak Binus Simprug yang dinilai memutarbalikkan fakta terkait kekerasan yang dialami di sekolah. 

“Kenapa sekolah hanya menunjukkan bukti-bukti atau video yang hanya menguntungkan pihak mereka, dan bisa memutarbalikkan semua fakta?,” ujarnya.

Selain itu, RE juga mengaku mendapatkan penghinaan setiap hari hingga memberikan ancaman di sekolah.

“Mereka mengatakan kepada saya, 'lu jangan macam-macam sama kita. Lu mau nyaman sekolah di sini, lu mau bisa kita tidak bully di sini’,” imbuhnya.