Remaja di Puncak Bogor Dipukuli Hingga Meninggal Dunia
- VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)
Bogor, VIVA – Seorang remaja di Puncak Bogor, bernama Moh Ridwan (16 tahun) meninggal dunia, usai dirundung dan dianiaya temannya. Korban ditinggal begitu saja dalam kondisi muntah darah dan meninggal di rumah sakit.
Kapolsek Megamendung, AKP Dedi Hermawan mengatakan berdasarkan keterangan ayah korban, bahwa Ridwan saat ditemukan dalam kondisi muntah darah. Korban juga sempat dilarikan ke klinik setempat, namun kondisi korban semakin memburuk hingga harus dilarikan ke RSUD Ciawi. Namun, nyawa korban tak tertolong saat tiba di rumah sakit.
Polisi langsung menuju lokasi dan berkoordinasi dengan Polsek Cisarua, untuk mengetahui lokasi tempat kejadian. "Berdasarkan keterangan orang tua korban, bahwa korban pada saat ditemukan di lokasi kejadian dalam kondisi muntah darah," jelas Dedi.
Dedi menyampaikan, saat ini Polsek berkoordinasi dengan Unit PPA Sat Reskrim Polres Bogor untuk penyelidikan penyebab pasti kematian korban.
“Beberapa barang bukti seperti handphone dan pakaian korban diamankan oleh pihak kepolisian. Bahwa penanganan selanjutnya ditangani oleh Polres Bogor,” ujarnya.
Kanit PPA, Ipda Ndaru Cahya Diana menjelaskan korban mengalami penganiayaan akibat perundungan hingga kehilangan nyawa di RSUD Ciawi pada Kamis, 5 September 2024.
"Setelah mendatangi lokasi serta mencari saksi dan barang bukti, kami menyimpulkan bahwa korban dirundung oleh salah seorang temannya berinisial K.O.S," jelas Ndaru.
Motif pelaku sendiri, lanjut Ndaru, mengajak korban bertemu teman-temannya sesama pelajar dan mengajak korban ke lokasi kejadian. Begitu tiba di lokasi, korban dipukuli oleh pelaku dan terduga lainnya sehingga mengalami luka di kepala.
"Saat korban hampir tidak sadarkan diri, pelaku menuntun korban ke Pasar Cisarua sebelum dijemput orang tuanya dan dilarikan ke RSUD Ciawi. Korban dinyatakan meninggal dunia," jelasnya.
Saat pihak kepolisian tengah memburu pelaku ke sekolahnya, namun pelaku melarikan diri dan pelaku sudah tidak masuk sekolah sejak 5 September saat pelaku menganiaya korban.
"Saat ini kami masih mencari keberadaan pelaku dan terduga lainnya, dan korban sudah dibawa ke RS Kramat Jati untuk dilakukan autopsi mengecek seluruh bagian korban yang terkena penganiayaan," pungkasnya.