Tubuh Manusia Tanpa Kepala Ditemukan di Perairan Danau Toba, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan
- VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)
Simalungun – Jasad tanpa kepala, lengan, dan kaki ditemukan di perairan Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin siang, 4 Maret 2024. Penemuan mayat itu membuat heboh warga sekitar.
Warga yang menemukan jasad tanpa kepala itu kemudian melapor ke Polsek Purba. Selanjutnya, petugas kepolisian turun ke lokasi dengan dibantu warga sekitar melakukan evakuasi mayat tersebut.
Kapolsek Purba, AKP Marolop Sinaga menjelaskan pihaknya langsung melakukan penyelidikan terkait penemuan mayat tanpa kepala tersebut. Dia bilang pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa saksi-saksi dari warga sekitar.
"Personel Polsek Purba Polres Simalungun, langsung mendatangi TKP dan membantu, untuk mengevakuasi potongan tubuh, yang ditemukan. Diperkirakan telah mengalami dekomposisi dan beberapa bagiannya sudah terlihat tulang belulang," kata Marolop, Selasa 5 Maret 2024.
Berdasarkan penyelidikan polisi dan keterangan dari keluarga, Marolop menyampaikan fakta terkait dugaan potongan tubuh tersebut. Kata dia, pihak kepolisian menduga kuat potongan tubuh itu milik mendiang Karmianna Br Purba, yang wafat pada 11 November 2023 dan sudah dimakamkan tiga hari kemudian.
"Dalam sebuah tragedi, yang menimpa Dusun 2 Binanga Bolon pada 20 Desember 2023. Banjir bandang yang dahsyat telah menyapu sekitar 22 kuburan, termasuk kuburan milik Karmianna," jelas Marolop.
Pun, dia mengatakan dari keterangan keluarga almarhum, menunjukkan keyakinan potongan tubuh tersebut adalah bagian dari jasad Karmianna.
"Sehubungan dengan hal ini, keluarga telah menolak upaya autopsi dan telah membawa potongan tubuh tersebut, untuk dimasukkan ke dalam Tugu Makam Marga Haloho yang terletak di Dusun 2 Binanga Bolon," kata Marolop.
Sebagai informasi, tugu makam tersebut dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun sebagai pengganti kuburan yang hilang. Langkah itu sekaligus sebagai tempat untuk menampung sisa-sisa tulang belulang dari 22 makam yang hanyut akibat banjir.
Lebih lanjut, Marolop menuturkan dalam situasi seperti ini perlu respon cepat dan empatik dari pihak kepolisian. Ia bilang hal itu sebagai pelayanan kepolisian kepada masyarakat.
"Kami berusaha untuk merespons dengan cepat dan tepat, serta menunjukkan empati dan kepedulian kepada keluarga yang terdampak," jelas Marolop.