Saling Tatap di Jalan Jadi Motif Pengeroyokan Berujung Tewasnya Seorang Remaja di Malang
- VIVA/Uki Rama
Batu – Satreskrim Polres Batu membeberkan motif pengeroyokan hingga menyebabkan korban meninggal dunia di Desa Ngroto, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Penyebanya adalah karena adanya saling pandang antara korban dan pelaku.
"Hasil pemeriksaan sementara dari korban, saksi, dan keterangan dari pelaku penyebab pengeroyokan karena adanya saling pandang antara korban dan para pelaku," kata Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Rudi Kiswoyo, Selasa, 8 Januari 2024.
Kronologis berawal saat korban Danar Anendra Putra bersama rekannya, Galih Wisnu (18 tahun) akan menonton pertunjukan bantengan di Desa Bendosari, Pujon pada Sabtu, 6 Januari 2024.
Sekitar pukul 23.00 WIB, kedua korban bertemu para pelaku di jalan pintas yang kondisinya sepi. Waktu itu salah satu pelaku memanggil para korban saat melintas.
"Keduanya mengira itu teman mereka. Karena gelap, mereka turun dari motor dan mendekat, tapi ternyata tak satupun dari mereka dikenal oleh korban. Selanjutnya salah satu korban bertanya 'Lapo Mas?' dan mendapat jawaban dari pelaku 'Matamu! Lek liwat ojok plirak-plirik' (Kalau lewat jangan lihat-lihat)," ujar Rudi.
Setelah itu salah satu dari pelaku memukul bagian mata kanan Galih. Pelaku lainnya pun ikut mengeroyok teman korban. Sementara, korban tewas bermaksud melerai, namun ia dirangkul salah satu pelaku untuk menjauh entah dibawa kemana.
''Si Galih berhasil kabur. Ia tidak tahu korban dibawa kemana. Ia berhasil bersembunyi dan menghubungi keluarganya. Tak berselang lama Si Galih mengajak saudara korban (Danar) ke lokasi awal pengeroyokoan tapi tidak dijumpai," katanya.
Kemudian, pada pukul 01.00 WIB Minggu, dini hari mereka menerima informasi korban ada di jembatan Dusun Mbiyan Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
Namun saat ke sana, mereka hanya mendapati sejumlah barang milik korban seperti sandal, kaca mata dan bahkan ponsel milik Danar.
"Untuk motor korban, ditemukan tak jauh dari lokasi awal diduga akan dibuang untuk menghilangkan jejak. Hingga pada Minggu, 7 Januari 2024 pagi sekira pukul 07.00, jenazah korban ditemukan tewas terapung dengan sejumlah luka di kepala dan tangan," tutur Rudi.