Menantu Hamil 7 Bulan Dibunuh Mertua, Ucapan Terakhirnya ke Ibu Bikin Haru
- Mokhamad Dofir/Viva Jatim
Surabaya - Seorang wanita yang tengah hamil 7 bulan, Fitria Almuniroh Hafidloh Diyanah (23), meninggal dunia setelah dibunuh mertuanya sendiri, Khoiri (53), di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Beberapa hari sebelum dibunuh, Fitria sempat video call dengan ibunya, Nurul Afifi, yang tinggal di Surabaya.
Fitria semula tinggal bersama orang tuanya di Perumahan Sinar Amerta Medayu Selatan, Medokan Ayu, Rungkut, Kota Surabaya. Setelah menikah dengan M Sueb, dia kemudian tinggal di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Purwodadi, Pasuruan. Pelaku alias mertua Fitria juga tinggal di sana.
Nurul mengaku, sebelum mendiang putrinya ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan, ia dan putrinya sempat video call. Dalam komunikasi itu, Fitria mengabarkan kalau kartu keluarga (KK) yang diurus sudah selesai. Fitria resmi satu KK dengan suaminya.
“[Fitria] Senang," kata Nurul ditemui di rumahnya di Rungkut, Kota Surabaya, Rabu, 1 November 2023.
Saat video call pula Fitria menyampaikan permohonan maaf kepada Nurul. "Sepurane, Bu, aku sering ngerepoti sampean. Sepurane, Bu (Mohon maaf, Bu saya sering merepotkan), cerita Nurul menirukan ucapan Fitria.
Nurul tak menyangka video call itu adalah komunikasi terakhir dirinya dengan putrinya. Ia pun menuntut keadilan dan berharap penegak hukum menerapkan hukuman maksimal terhadap pelaku. "Intinya menuntut keadilan," katanya.
Fitria ditemukan tewas dengan kondisi leher tergorok di dalam kamar rumahnya di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, pada Selasa, 31 Oktober 2023, sore. Orang yang pertama kali menemukan Fitria tanpa nyawa adalah suaminya sendiri, M Sueb.
Saat itu, Sueb pulang dari kerja. Curiga karena pintu rumah terkunci, Sueb lalu mengintip dari jendela. Di dalam rumah, ia melihat ayahnya, Khoiri, duduk di kursi. Sueb kemudian membuka paksa pintu. Melihat itu, Khoiri kabur. Saat masuk ke dalam kamar, Sueb melihat istrinya sudah tergeletak dalam kondisi bersimbah darah.
"Sontak ia pun berteriak hingga tetangga kemudian datang," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Pasuruan, Ajun Komisaris Polisi Achmad Doni Meidianto.
Korban langsung dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat namun nyawanya tak tertolong. Sementara pelaku ditangkap petugas saat sembunyi di rumah warga setempat.
Berdasarkan keterangan sementara, pelaku mengaku tega menghabisi nyawa menantunya karena tidak diberi makan hingga kelaparan. Namun itu dibantah oleh suami korban.
"Selama ini istrinya peduli kepada pelaku," kata Kapolsek Purwodadi, Ajun Komisaris Polisi Pudjianto, menjelaskan keterangan pelaku dan suami korban.