Pengakuan Mengejutkan Alasan Anak Tusuk Ibu Kandung 50 Kali hingga Tewas

Polsek Cimanggis mengungkap kasus anak bunuh ibu kandung.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Galih Purnama (Depok)

Depok – RA (23), pembunuh ibu kandung mengaku sudah lama memendam dendam pada orang tuanya. Pasalnya Sri (43), ibunya dan Munir (49), sang ayah sering memarahi pelaku sejak masih kecil sehingga membuat RA kesal. Bahkan sehari sebelum pembunuhan, RA juga sempat dimarahi oleh orang tuanya.

“Tersangka ini sehari sebelumnya sempat dimarahi oleh kedua orang tuanya. Dimarahi dan ada kata-kata yang kurang mengenakkan yang tidak bisa diterima oleh tersangk sendiri, sehingga timbul perasaan jengkel,” kata Kapolsek Cimanggis, Kompol Arief Budiharso, dikutip Senin, 14 Agustus 2023.

RA mengaku sering dimarahi sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Kekesalan itu dipendam RA hingga dewasa.

“Memang ada informasi yang kita peroleh, dari tersangka ini bahwa sejak dari awal dari SMP atau SD ini memang yang bersangkutan sering dimarahi dari versi tersangka menyampaikan seperti itu, dimarahi terus oleh orang tuanya,” ungkap Kapolsek.

Polsek Cimanggis mengungkap kasus anak bunuh ibu kandung.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Galih Purnama (Depok)

Tersangka Dituding Gelapkan Uang

Belakangan diketahui bahwa ada pemicu lain dari kekesalan tersangka. Pelaku dituding tidak transparan dalam memberikan laporan keuangan perusahaan orang tuanya yang bergerak di bidang pengelolaan kertas.

“Tersangka diberikan kepercayaan untuk mengelola keuangannya, tapi dari orang tuanya menilai bahwa kurang transparan. Intinya ada yang disembunyikan, akhirnya menuduh ke tersangka ini agar lebih terbuka terkait keuangan dari perusahannya tersebut,” ujarnya.

Tudingan itu dianggap tidak beralasan. Karena RA menuturkan uang yang dimaksud ayahnya adalah uang tunggakan dari pelanggan dan bukan digelapkan olehnya. Belum diketahui berapa jumlah uang yang dituduh digelapkan.

“Nah itu (nilai nominal) nanti kita masih akan dalami lagi,” ungkapnya.

Orang tua RA ingin agar pelaku meneruskan usaha tersebut. RA pun dilibatkan dari pengelolaan keuangan agar mengerti siklus perusahaan. Munir ingin mendidik RA agar paham seluk beluk usaha ayahnya.

“Jadi memang dari korban memberikan informasi kepada kami bahwa intinya ingin anaknya juga meneruskan bisnisnya ke depannya. Jadi berusaha untuk mendidik bagaimana bisnis yang baik. Intinya dari versi dari bapaknya seperti itu. Posisinya tersangka ini dia sebagai salah satu pemegang dari keuangan. Keuangan masuk keuangan keluar yang bersangkutan mempunyai kuasa disitu,” bebernya.

Sayangnya dalam perjalanan, terjadi selisih paham antara RA dengan orang tuanya. Pelaku membantah melakukan penggelapan.

“Kalau dari pengakuan tersangka ini yang bersangkutan tidak menggelapkan uang. Memang ada pembayaran yang delay lah. Jadi ada permasalahan dari customer yang belum terbayar akhirnya dari pemasok itu belum bisa untuk melunasinya juga. Kan namanya ini kan pasti berputar ya,” ujarnya.

RA pun tidak terima dituding melakukan penggelapan. Dia sudah menjelaskan pada orang tuanya mengenai uang yang dimaksud.

“Kalau dari versi tersangka mengakunya seperti itu (mengelak),” pungkasnya.

Tudingan tersebut membuat puncak kemarahan RA. Dia pun melakukan penusukan terhadap ibunya dan membacok ayahnya di rumahnya pada Kamis, 10 Agustus. RA mengaku sakit hati atas perkataan ayahnya.

“Kata-katanya kalau dari versi tersangka menyampaikan bahwa "Elo (tersangka) dari lahir sampai detik ini coba sebutkan satu aja apa yang membuat orang tuamu bangga," seperti itu. Ada kata-kata yang membuat pelaku sakit hati. Perkataan itu diucapkan oleh bapaknya,” tukasnya.