Ratusan Warga Jadi Korban Investasi Bodong Ternak Ayam, Kerugian Capai Rp 3 Miliar
Minggu, 19 Maret 2023 - 07:02 WIB
Sumber :
- DJKN/Kemenkeu.
VIVA Nasional – Kasus investasi bodong menjadi marak terjadi di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebanyak 200 warga Kota Palopo menjadi korban dan mengalami kerugian mencapai Rp 3 miliar.
Kapolsek Wara, AKP Jhon Paerunan mengutarakan, jika saat ini pihaknya telah menerima sejumlah laporan dan tengah menyelidiki kasus dugaan penipuan investasi bodong tersebut.
"Benar laporan sudah ada, beberapa korban yang melapor. Kita masih sementara mendalami kasusnya," ungkap Jhon saat dimintai konfirmasi, Sabtu 18 Maret 2023.
Baca Juga :
Dia menjelaskan, kasus penipuan investasi itu total korbannya telah mencapai 200. Hal itu diperkirakan berdasar dari laporan korbannya yang tergabung dalam sebuah grup investasi tersebut. "Laporan dari salah satu korbannya disebut ada ratusan orang. Dan itu mereka berada dalam satu grup," katanya
Jhon mengungkapkan, jika total kerugian korbannya beragam. Ada yang menyetor Rp 20 juta hingga Rp 300 juta, sehingga total kerugian mencapai Rp 3 Miliar. "Macam-macam total kerugian mereka. Ada Rp 20 juta bahkan hingga Rp 300 jutaan. Jadi kalau ditotal kerugian korban itu diperkirakan Rp 3 miliar," ungkapnya.
Jhon menjelaskan, bahwa investasi bodong itu berkedok ternak ayam yang telah dimulai pada 2021. Saat itu, para korbannya diiming-imingi penghasilan 30% setiap bulannya dari bisnis tersebut.
Seiring berjalannya waktu, para korban masih terus menerima keuntungan dari hasil investasi itu. Namun setelah memasuki 2023, para korbannya tidak pernah lagi menerima keuntungan seperti apa yang telah dijanjikan.
"Mereka mengaku kalau diiming-imingi 30% penghasilan setiap bulannya. Awalnya lancar mereka terima tapi memasuki tahun 2023 tidak ada lagi,"katanya
Setelah para korbannya mengeluh, pemilik investasi bodong itu tidak bisa lagi dihubungi. Beberapa korban pun sempat berkunjung ke kediamannya di Kota Palopo namun tidak menemukan pemilik tersebut. Berangkat dari situ, para korbannya pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi.
"Pemilik atau terduga pelaku sudah tidak bisa lagi dihubungi, para korban mendatangi rumahnya sudah tidak ada orangnya. Akhirnya mereka membuat laporan polisi," terangnya.