Kartu Mainan Akses ke Judi Online di Tangerang Berasal dari China

Kartu Mainan anak berbarcode judi Online.
Sumber :
  • istimewa

VIVA Kriminal - Kartu mainan yang punya barcode terakses ke situs judi online yang dijual di Sekolah Dasar Negeri Tangerang diduga berasal dari China. Hal ini menurut pengakuan pedagang mainan yang kemudian ditindaklanjuti dengan mencari agennya.

Dapat dari Pasar Pagi di Jakarta Barat

"Agennya itu ada di Pinang, Pasar Bengkok sama di Ciledug. Nah agen itu dapatnya dari Pasar Pagi di Jakbar. Jadi Pasar Pagi itu kan emang jualan mainan anak-anak banyak, nah dia dapetnya dari situ. Mainan di Pasar Pagi itu kan dari berbagai macam daerah. Nah kami menduga mainan yang berbarcode judi online itu dari China," ujar Kapolsek Pinang, Iptu Moh Tapril kepada wartawan, Kamis, 29 September 2022.

Berdasar hasil penyelidikan, tidak semua barcode yang ada pada kartu mainan tersebut langsung terhubung ke situs judi online. Beberapa di antaranya, malah tersambung ke aplikasi Michat.

"Si agennya ini juga enggak tahu tentang barcode itu. Dia tahunya ya beli mainan untuk dijual. Tapi ada beberapa barcode yang enggak muncul apa-apa atau cuma muncul aplikasi MiChat," kata dia lagi.

Ilustrasi judi online.

Photo :
  • Misrohatun Hasanah

Para Orang Tua Resah

Sebelumnya diberitakan, para orang tua di Tangerang resah akan peredaran kartu mainan yang memiliki barcode terakses ke situs judi online. Alhasil, tukang mainan yang menjual diperiksa polisi.

"Melakukan penyelidikan tentang dugaan pedagang yang menjual kartu mainan dan berbarcode jika dibuka akan masuk ke situs judi online," ujar Kapolsek Pinang, Iptu Moh Tapril, kepada wartawan, Rabu 28 September 2022.

Tukang mainan itu adalah Sobirin alias Birin. Kepada polisi, dia mengaku baru seminggu menjual kartu ini.

"Saudara Birin menjelaskan menjual kartu yang berbarcode yang diduga bisa mengakses judi online sudah satu Minggu menjual kartu tersebut," kata dia.

Kepada penyidik, Birin mengklaim menjualnya di Sekolah Dasar Negeri 4, 5, dan 6 Sudimara Pinang. Kata dia, pembelinya adalah anak-anak SD kelas satu sampai kelas tiga.