Diduga Depresi, Anak Tega Bunuh Ayahnya di Malang

Ilustrasi Korban pembunuhan
Sumber :
  • VIVA.co.id/M. Ali. Wafa

VIVA – Budi Cahyono (37 tahun), tega membunuh ayah kandungnya sendiri, Suradi (65 tahun) pada Rabu, 5 Januari 2022. Ayahnya dibunuh di dapur rumahnya di Dusun Krajan Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Nyawa sang ayah melayang, setelah Budi membunuhnya dengan menggunakan senjata tajam celurit. 

Kakak kandung pelaku, Sugianto menjelaskan bahwa kejadian itu terjadi pada pukul 07.00 WIB. Korban sekaligus ayahnya, dibacok oleh adiknya berkali-kali hingga meninggal dunia. Luka bacok ada di leher dan pelipis. Kejadian ini membuat warga sekitar heboh. 

"Kejadiannya jam 07.00 ramai langsung. Bapak katanya dibunuh dibacok sama Budi adik saya itu. Berkali-kali paling parah di leher. Kejadiannya di dapur itu masih ada darahnya," kata Sugianto. 

Sugianto mengatakan, bahwa saat kejadian kakak pelaku lainnya yakni Ponimin mencoba menghentikan aksi pelaku. Naasnya Ponimin justru tersabet pada bagian pelipisnya. Ponimin kini sudah dilarikan ke rumah sakit. 

"Sekarang lagi dibawa ke rumah sakit dirawat di sana, tapi tidak parah. Pelaku tadi setelah diamankan warga ramai-ramai langsung dibawa polisi ke polsek," ujar Sugianto. 

Diduga Dalam Kondisi Depresi

Sementara itu, paman pelaku, Sukirna (63 tahun) mengungkapkan Budi dalam kondisi depresi. Dia diduga mengalami gangguan jiwa sejak beberapa tahun yang lalu. Pelaku beberapa kali menjalani pengobatan tetapi tak kunjung sembuh. Akibat kondisinya seperti ini, pelaku juga ditinggal oleh istrinya. 

"Iya infonya ODGJ (orang dalam gangguan jiwa). Sampai ditinggal istrinya juga. Dia sudah punya anak sudah besar. Penyebab depresi tidak tahu apa. Dan karena gila itu ditinggal istrinya menjadi TKI di luar negeri," jelas Sukirna.

Sukirna menuturkan, bahwa setiap hari Budi sering berteriak-teriak tidak jelas. Terkadang juga marah kepada anggota keluarganya yang ada di rumah. Dugaan warga sekitar Budi tega membunuh ayah kandungnya karena sedang depresi. 

"Sering marah ke keluarga sendiri tapi kalau untuk warga luar tidak pernah marah. Diam kok dia kalau di luar. Kalau tadi itu sampai bunuh mungkin lagi kumat (depresi)," kata Sukirna.