Bocah 4 Tahun di Papua Diculik Lalu Diperkosa
- pixabay
VIVA - Seorang bocah perempuan umur 4 tahun di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, dilaporkan diculik lalu diperkosa. Kasus penculikan disertai pemerkosaan tersebut terungkap saat bocah itu ditemukan dalam kondisi terluka di Kali Acai Abepura, Kota Jayapura, Senin, 6 Desember 2021.
Awalnya Bermain di Halaman Rumah
Kapolres Jayapura, AKBP Frederikus Maclarimboen, membenarkan adanya informasi terkait penculikan disertai pemerkosaan terhadap seorang bocah perempuan tersebut.
“Kami dapat laporan dari keluarga korban pada Senin. Dari hasil keterangan keluarga pada saat kejadian, korban sedang bermain di halaman rumah, kemudian korban keluar dari halaman menuju ke jalan raya. Setelah itu korban balik lagi namun ke bagian belakang- belakang kompleks. Tak lama kemudian ada motor yang lewat dari dalam kompleks yang mencurigakan, saat itu korban sudah hilang,” kata Frederikus, Rabu, 8 Desember 2021.
Frederikus mengaku belum menemukan para pelaku dan polisi masih melakukan penyelidikan dan mengumpulkan semua alat bukti petunjuk yang ada di tempat kejadian perkara (TKP).
Baca juga: Pria Tua Cabuli Siswi SMA Berkali-kali, Diancam Dibunuh
Luka Lebam dan Ada Darah pada Kemaluan
Bahkan, penyidik Polres Jayapura juga telah berkoordinasi dengan tim penyidik lainnya di Jawa untuk membantu mengidentifikasi, membaca dan menganalisa bukti-bukti yang mereka kumpulkan di lokasi kejadian.
“Dari informasi keluarga, setelah korban diculik malamnya dapat telepon dari Polsek Abepura yang menyampaikan kalau anaknya sedang berada di sana dalam kondisi luka lebam di muka dan ada darah pada kemaluannya. Atas kejadian tersebut, pelapor datang ke kantor Polres Jayapura melaporkan kejadian tersebut agar pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku,” katanya.
Saksi 3 Orang
Lanjut Frederikus, untuk saksi yang sudah dimintai keterangan sebanyak 3 orang yang akan terus berkembang dengan bukti-bukti semua yang ditemukan di lokasi kejadian.
Sementara untuk kondisi korban sudah ditangani oleh medis, namun kondisi psikisnya, ujar Frederikus, masih berkoordinasi dengan Polda Papua apakah perlu dilakukan pendampingan terhadap korban.
“Kalau memang perlu psikiater, kita bisa pakai biro psikiater yang ada di Polda Papua. Untuk pelaku kita masih terus kejar ya, mereka diperkirakan lebih dari dua orang,” kata dia.
Perhatikan Anak-anak
Frederikus mengimbau kepada orang tua agar memperhatikan anak-anaknya jika berada di luar rumah maupun pada saat bermain untuk mengantisipasi kejadian tersebut.