Polisi Sulit Cari Pembeli Tabung Oksigen Palsu dari APAR

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta merilis kasus tabung oksigen.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal (Surabaya)

VIVA – Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Kombes Whisnu Hermawan mengatakan penyidik masih mendalami kasus tabung oksigen palsu yang dibuat dari APAR (alat pemadam api ringan). Menurut dia, penyidik masih kesulitan melacak keberadaan tabung palsu yang telah beredar di masyarakat itu.

“Masih kita cek, karena data itu tidak ditulis dalam buku register dia. Jadi orang datang beli, dia tidak punya data terkait dengan siapa membeli itu. Karena yang beli individu itu sulit untuk terdata,” kata Whisnu pada Selasa, 17 Agustus 2021.

Tentu, kata Whisnu, tabung palsu yang sudah beredar itu harus segera ditemukan. Karena, tabung APAR yang diisi dengan oksigen sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan ledakan.

"Makanya, tabung APAR yang diubah menjadi tabung oksigen isinya cuma 80 persen. Artinya, kalau sesuai dengan keterangan ahli, perbedaan tekanan dari tabung APAR dengan tabung oksigen berbeda. Kalau lebih dari itu, bisa dikhawatirkan meledak," ujarnya.

Ia menyebut tabung palsu itu kebanyakan beredar di Bekasi dan Jawa Timur. Namun, kendala yang ditemukan penyidik lantaran pembelinya individu bukan rumah sakit yang sudah pasti memiliki catatan riwayat pembelian.

"Kebanyakan orang-orang yang membeli di situ disimpan sebagai cadangan di rumah masing-masing. Kalau dia yang membelinya perusahaan atau rumah sakit, dia terdata. Kita masih mendalami ke mana saja tabung itu, karena itu kan terkait tabung APAR,” ujarnya.

Bareskrim Polri telah menetapkan 6 orang sebagai tersangka pemalsuan tabung oksigen yang terbuat dari tabung APAR (alat pemadam api ringan). Bahkan, pelaku sudah menjual 190 tabung kepada masyarakat.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Brigjen Helmy Santika mengungkapkan tabung oksigen palsu itu sudah dibeli 190 orang.

Menurut dia, tabung APAR yang disulap menjadi tabung oksigen sangat berbahaya. Sebab, tabung APAR awalnya diisi dengan karbon dioksida (CO2), yang sangat bahaya jika tidak dibersihkan secara benar.

"Saya sampaikan awalnya CO2. Kalau tank cleaning tak benar, bisa bahaya. Kemudian karena tabung APAR tidak didesain untuk oksigen, begitu kosong dia isi sendiri sampai penuh, ini bahaya," katanya.