Cerita Korban Direkam Diam-diam Saat Mandi di Hotel
- twitter @bukaniqbaalee
VIVA – Aksi perekaman diam-diam saat mandi, dialami salah satu pengunjung hotel kapsul yang berada di kawasan Jakarta Pusat. Pengalaman itu diceritakan korban melalui akun twitter @bukaniqbaalee dikutip Jumat 14 Mei 2021.
Pria pemilik akun tersebut mengaku kaget karena baru kali ini ia menjadi korban pelecehan seksual. Dia menjelaskan, pada 11 Mei 2021 ia memilih menginap di hotel kapsul. Lokasinya menurut dia, tidak jauh dari kantor sehingga dia bisa berjalan kaki keesokan harinya. Dia juga bisa mengerjakan tugas dengan lebih baik.
Dijelaskannya, dia menginap di Pod Nomor 51. Usai sahur, ia lanjut tidur dan terbangun sekitar pukul 09.00 WIB untuk melanjutkan mandi. Karena hotel kapsul, maka kamar mandi di luar. Ada blok kamar mandi untuk cowok.
Baca juga: Tujuh Balita Positif COVID-19 di Bangka
Antara pukul 10-26 hingga 10-28 WIB, korban tersebut menyiapkan peralatan mandi, dan menuju kamar mandi yang masih selantai dengan kamarnya, di lantai 5 hotel tersebut.
Beberapa menit membasuh badan, dia mendengar ada suara langkah orang yang masuk ke lokasi mandi tersebut. Di sebelhnya masih ada tempat mandi untuk laki-laki. Karena berlantai granit, menurutnya kedengaran langkah kaki orang masuk. Dia mulai merasa kurang enak.
"Sekitar semenit dua menit gue dengerin terus itu suara gesekan sendal hotel sama lantai kok kaya yang bolak balik terus arah suaranya dari kanan terus ke kiri, terus balik kanan lagi sampai ada gue hitung 4 atau 5 kali. Dan disitu gue masih agak santai walaupun mulai panik dikit," tulisnya.
Tak lama berselang, korban mendengar pintu utama kamar mandi tersebut ditutup. Dia semakin panik, sembari menoleh ke kanan dan kiri, hingga ke atas. Awalnya korban tersebut mengira itu staf karena sempat mendengar sendal mondar mandir. Dia mengaku, biasanya pintu utama tidak ditutup untuk kepentingan staf mengecek. Tapi karena ditutup, ia semakin merasa kejanggalan.
Antara pukul 10.31 - 10.35 WIB, korban tersebut tetap mandi walau sudah mulai tidak tenang. Sementara suara sendal hotel masih terdengar jelas olehnya. Walau ia tetap menengok kanan dan kiri, takut ada yang muncul. Suasana sempat sepi, ia merasa bodoh karena tetap membilas badannya.
"Bener aja pas beberapa detik gue kecolongan momen eh gue langsung reflek nengok ke belakang atas itu ada literally ADA TANGAAAANN!!! Sambil memegang handphone warna biru tua yang gue gak tau mereknya dan BLITZ NYA NYALAA!!! sambil diayunin ke kanan kiri buat ambil angle yang pas!!!!" tulisnya.
Korban mengetahui itu, langsung refleks dan memaki pelaku yang ada persis di kamar mandi sebelhnya. Merasa ketahuan, pelaku kemudian menarik tangannya, dan langsung berlari ke luar. Ia mendengar, pelaku sempat grasak grusuk panik, membuka pintu utama dan pergi.
Mengetahui aktivitasnya direkam, korban panik dan gemetaran. Juga rasa marah dan takut, semua campur aduk. Dia merasa telah direkam aktivitas mandinya selama 2 menit. Dia sempat menenangkan diri untuk mencari jalan bagaimana harus bertindak.
Setelah berkemas di kamar mandi itu, ia melihat pelaku sudah tidak ada dan kabur. Kemudian dia sendiri kembali ke Pod nya untuk bergegas pergi. Ia mengaku sangat panik dan gemetaran. Turun ke lantai 3 tempat resepsionis.
Setelah mengambil barang di loker, ia menuju resepsionis. Hingga kemudian menceritakan apa yang dialaminya beberapa waktu lalu di kamar mandi.
"Si Mbak nya auto langsung kaya panik/shock gitu mukanya tapi gue liat dari matanya doi mencoba tenang. dan dia lagnsung memanggil mas mas yang gue gak tau entah itu siapa dan jelasin kalau gue mau liat rekaman CCTV," katanya.
Tapi sayang, ia sempat kecewa karena saat itu juga belum bisa mengakses CCTV untuk melihat jelas siapa pelaku tersebut. Hingga akhirnya ia disarankan membuat laporan tertulis.
"Ditambah lagi pas dateng ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk bikin laporan malah dibilang polisi gak bisaaaa. Katanya kasus kaya gini belum ada pasalnya buat ngejerat!! Mereka bingung juga mau bikin surat laporannya gimana," katanya.
Dia juga mengaku menghubungi pihak internal corporate hingga CEO dan Head of Marketing. Dia mengaku, ingin bersuara seperti ini agar tidak ada korban lainnya yang mengalami pelecehan serupa seperti yang terjadi di hotel model kapsul seperti ini.