Laeli dan Kekasih yang Mutilasi Renaldi Diperiksa Psikiater
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Polisi akan menggandeng psikiater guna memeriksa sejoli Laeli Atik Supriyatin dan Djumadil Al Fajar yang membunuh dan memutilasi Rinaldi Harley Wismanu.
"Pemeriksaan psikiater rencana akan kita lakukan nantinya," ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus di Markas Polda Metro Jaya, Sabtu 19 September 2020.
Baca juga: Pemutilasi Sadis Apartemen Kalibata City Ternyata Pemuja Bangsa Viking
Hal ini dilakukan tak lain guna mencari tahu bagaimana kondisi kejiwaan mereka sehingga sampai berani memutilasi korban (Rinaldi). Apalagi, tak sedikit yang mengaitkan kepribadian dan hobi Laeli terhadap psikopat.
Di mana tudingan ini muncul dari netizen karena Laeli yang hobi menulis dalam blog pribadinya yakni laeliatik.wordpress.com isinya agak aneh. Terkait apakah Laeli psikopat, polisi mengaku masih mendalaminya.
"Masih didalami," katanya.
Berikut salah satu tulisan Laeli di blog pribadinya:
Bangsa Viking dan Optimisme Gue
Gue adalah korban dari optimisme gue sendiri selama bertahun-tahun. Mulai tahun 2012 gue mulai banyak mengalami kegagalan. Gue selalu berfikir mungkin Tuhan lagi negur gue atas kesalahan-kesalahan yang gue lakuin. Mungkin Tuhan pengen gue belajar dari kegagalan gue. Mulai tahun 2012 optimisme gue dalam hidup mulai menghilang, gue gak pengen apa-apa, terkadang gue bangun dari kasur dan tiba-tiba berkata ”oh gue masih hidup, hari ini gue mengalami apalagi ya” gue gamau mengalami berbagai nasib buruk yang menimpa lagi, gue gaberani menatap hari-hari yang akan gue alami nantinya lalu gue memilih buat tidur lagi berjam-jam kadang seharian.
Gue adalah korban optimisme gue yang overdosis. Tapi tanpa optimisme gue merasa gak semangat menjalani hari-hari yang gue lewati.
”Seorang pengecut percaya ia akan hidup selamanya bila ia tetap bersembunyi ketika berada di medan peperangan, Namun di masa tuanya ia tidak akan merasakan kedamaian meski tombak tidak mengenainya” – Hávamál
Barangkali syair tua zaman Viking tersebut sedikit merubah gue yang mulai kehilangan optimisme dalam hidup. Gue merupakan pengecut yang sering meghindar dari masalah-masalah yang gue hadapi, terhadap mimpi-mimpi gue, gue terlalu takut untuk gagal ataupun bermasalah dengan orang lain. Gue selalu inget suatu kalimat dalam buku : “ada satu hal yang ikut hilang ketika orang-orang meninggal, impian mereka. impian untuk melakukan hal lain dalam kehidupan, kepenatan yang kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari disebabkan kenyataan sederhana bahwa sebagian besar dari kita sebenarnya memilih untuk melakukan hal lain ”.
Menurut bangsa Viking, surga (Valhalla) adalah tempat bagi orang-orang yang menunjukan keberanian didunia. Dengan pemikiran tersebut bangsa Viking kuno gak mau mengalami kematian yang disebabkan oleh usia tua dan bukan karena berperang, sehingga meskipun bangsa Viking gak mewariskan monumen, bangunan, kuil, gereja, kota, kebangsaan, kelompok etnik, dan masakan khas tertentu namun mereka terkenal karena keberaniannya mengarungi samudra dengan perahu kecil yang membinasakan, menjarah, merampok, membunuh dengan kejam dan aksi lainnya mereka lakukan dengan berani.
Hidup memang seperti roda yang berputar kadang diatas dan kadang dibawah tapi kalau kita gak berusaha jangan-jangan roda itu akan lambat dalam bergerak atau malah jangan-jangan ada hal yang membuat roda itu gak bisa berputar. Keberanian bangsa Viking membuat gue sedikit lebih berani atas pilihan yang gue pilih. Hidup bukanlah sandiwara, bukan pula gladi resik, gak ada satu hal yang bisa diraih tanpa melibatkan resiko. Hidup didunia cuma sekali, apakah gue akan menyesal atas pilihan gue pilih ketika gue tua nanti ?