Selisih Paham karena Motor, Anggota TNI Dibacok

Pelaku pembacokan anggota TNI
Sumber :
  • VIVAnews/Sadam Maulana

VIVA – Polisi berhasil meringkus Heriyanto (35), pelaku pembacokan terhadap anggota TNI, Kopda Edi Wijayanto, yang berlangsung di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, akhir tahun lalu.

Pelaku ditangkap tim gabungan dari Polres Musi Banyuasin, Polda Sumatera Selatan dan Polda Jambi, di Provinsi Jambi pada Selasa, 7 Januari 2020.

Berdasarkan informasi yang himpun, insiden pembacokan ini terjadi di Cafe Ladies, Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin, pada Sabtu, 28 Desember 2019, sekitar pukul 22.00 WIB.

Pemicunya karena selisih paham antara korban dan pelaku. Ketika itu, korban yang melihat pelaku memindahkan motornya tidak terima, hingga terjadinya cek cok mulut.

Setelah itu, pelaku yang pulang ke rumah lalu mengambil senjata tajam jenis parang untuk membacok korban. Akibatnya, korban mengalami luka di bagian punggung dan tangan.

"Kejadian ini mulanya karena selisih paham, katersinggungan korban saat berada di luar cafe. Awalnya ribut mulut, lalu tersangka mengambil parang dan membacok korban," kata Kasubdit 3 Jatanras Polda Sumatera Selatan, Kompol Suryadi, Kamis, 9 Januari 2020.

Akibat perbuatannya, pelaku kini ditahan di Markas Polda Sumatera Selatan. Dia dijerat dengan Pasal 338 KUHP juncto Pasal 53 KUHP, dengan ancaman kurungan diatas 5 tahun penjara.

"Untuk saat ini korban masih di rawat di Rumah Sakit Sungai Lilin. Sementara tersangka beserta barang bukti sudah kita amankan. Namun untuk kasus ini akan ditangani Polres Musi Banyuasin," jelasnya.

Pelaku Heriyanto, mengaku bahwa peristiwa pembacokan ini terjadi karena selisih paham antara dirinya dan korban. Di mana korban tidak terima jika sepeda motor miliknya dia pindahkan. Dari situ terjadi cek cok mulut dan berujung pada pembacokan.

"Dia tidak terima motornya saya pindahkan. Terus ribut mulut sampai dia dorong saya sampai tepental. Terus setelah itu saya pulang ke kos kawan aku ambil parang dan langsung saya bacok," jelasnya.

Menurut Heriyanto, saat melakukan pembacokan, dia tidak mengatahui bahwa korban merupakan prajurit TNI. Apalagi ketika terjadi keributan korban tidak mengenakan seragam dinas.

"Saya juga tidak dalam keadaan mabuk. Saya dalam keadaan sadar dan tidak tahu kalau dia anggota TNI. Selesai kejadian baru saya tahu bahwa dia itu tentara," ujarnya.