Kronologi Motivator Tampar Sepuluh Siswa Siswa di Malang
- VIVAnews/ Lucky Aditya.
VIVAnews – Jajaran forum koordinasi pimpinan daerah Kota Malang melakukan mediasi dengan pihak SMK 2 Muhammadiyah Kota Malang dan siswa serta wali murid. Wali Kota Malang, Sutiaji, memimpin langsung proses mediasi ini, Jumat 18 Oktober 2019.
Mediasi menyusul insiden kekerasan yang dilakukan oleh seorang motivator bernama Agus Setiawan kepada sepuluh siswa, Kamis, 17 Oktober 2019. Kekerasan itu berupa tamparan oleh Agus.
Dia menampar di tengah kegiatan seminar kewirausahaan di sekolah itu. Agus diundang sebagai seorang motivator.
Dalam mediasi itu, ada sembilan siswa korban kekerasan yang datang. Satu siswa berhalangan hadir karena masih mengalami luka di bagian hidung. Salah satu siswa kelas XII berinisial W menjelaskan kronologi sebelum insiden penamparan dilakukan.
"Sejak awal motivator sudah membuat tidak enak suasana. Saya duduk di belakang, saya dibilang siswa tidak berprestasi akhirnya saya pindah ke depan," kata W.
Kemudian, ada salah satu siswa tertidur dalam kegiatan seminar itu. Agus kemudian meminta siswa yang tidur pindah ke depan. Setelah itu, Agus dan siswa membuat perjanjian bila ada yang membuat onar dalam kegiatan seminar akan diberi hukuman ditampar hingga berdarah.
Setelah itu, seminar berjalan dengan tertib, sampai salah satu operator seminar melakukan kesalahan ketik. Di mana seharusnya menulis kata 'goblok' berakhiran k justru menulis 'goblog' dengan berakhiran g. Siswa yang mengikuti seminar pun tertawa.
Diduga tersinggung, lantas Agus meminta siswa yang tertawa untuk maju ke depan. Seminar ini diikuti oleh 125 siswa dari kelas X hingga XII. Tidak mau adik kelasnya ditampar motivator, W dan sembilan siswa lainnya memberanikan diri menerima hukuman.
Agus kemudian menampar secara bergantian satu persatu siswa. Insiden kekerasan ini ternyata direkam oleh salah satu siswa. Video itu pun kemudian diunggah di media sosial dan menjadi viral.
"Memang ada yang tertawa, terus akhirnya disuruh maju, dan dipukul. Saya tidak mau adik-adik kelas dipukul. Akhirnya kami kelas XII yang duduk di depan maju. Tertawa karena salah operator seharusnya goblok pakai k tapi pakai g, sebenarnya yang tertawa banyak tapi yang maju yang di depan," ujar W.
Sementara itu, Agus ditangkap polisi di sebuah tempat di Surabaya, pada Jumat, 18 Oktober 2019, pukul 14.00 WIB. Setelah ditangkap di Surabaya, Agus langsung digelandang menuju Mako Polres Malang Kota untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Tim kami sudah melakukan pemeriksaan dan kemudian tim yang lain lakukan pencarian sesuai dengan nama, dokumentasi. Dan akhirnya pukul 14.00 WIB siang tadi kita sudah bisa amankan tersangka berinisial A yang mana sesuai dengan video yang kami terima dan viral," tutur Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander. (ren)