Sekretaris Umum FPI Munarman Diperiksa Kasus Ninoy Karundeng Hari Ini

Sekretaris Umum FPI, Munarman.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman, dijadwalkan diperiksa polisi hari ini, Rabu 9 Oktober 2019 terkait kasus dugaan penculikan dan penganiayaan terhadap seorang pegiat media sosial yang dikenal sebagai relawan pendukung Joko Widodo, Ninoy Karundeng.

Demikian ungkap Polda Metro Jaya. "Iya, benar. Agendanya demikian ya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Rabu 9 Oktober 2019.

Munarman akan diperiksa sebagai saksi. Rencananya pemeriksaan dimulai pukul 10.00 WIB. Namun belum bisa dipastikan apakah Munarman hadir. Polisi menyebut pihaknya akan menunggu kehadiran Munarman.

"Agendanya jam 10," katanya lagi.

Menurut polisi, Munarman disebut salah satu tersangka dalam pemeriksaan. Tersangka itu adalah S yang merupakan Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Falaah, Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. S melapor kepada Munarman soal laporan usai dugaan penganiayaan itu.  

Munarman diduga memerintahkan balik S usai menerima laporan itu. S diminta menghapus rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) masjid. Kemudian diminta untuk tidak menyerahkan semua data kepada pihak kepolisian.

Sebelumnya, sebuah video menampilkan pegiat media sosial dan pendukung Jokowi yakni Ninoy Karundeng, dengan wajah lebam tersebar luas. Dalam video itu, Ninoy diduga sedang diinterogasi oleh sejumlah pria dalam sebuah ruangan.

Pada video tersebut terdengar jelas percakapan Ninoy dengan seorang pria, yang sedang menanyakan beberapa hal kepada Ninoy. Pria itu bertanya terkait kegiatan Ninoy yang diduga datang saat aksi unjuk rasa.

"Jawab baik-baik ya, yang suruh kamu datang ke sini itu siapa? Kerasin suaranya," tanya pria tersebut dikutip dari video yang beredar, Selasa, 1 Oktober 2019.

Kemudian, Ninoy menjelaskan bekerja di Jokowi App. Ia pun menjelaskan, kedatangannya untuk meliput DPR dan demo. Namun, pria dengan suara berat itu kembali bertanya maksud dari kedatangan Ninoy. Hal itu lantaran ia mendapati sebuah tulisan dalam laptop milik Ninoy berunsur kata-kata kebencian yang diarahkan kepada tokoh-tokoh.

Menjawab pertanyaan tersebut, Ninoy mengaku khilaf akan perbuatannya. Tapi, pria tersebut beranggapan, Ninoy tidak khilaf, melainkan memang pekerjaan Ninoy di Jokowi App sengaja membuat hal demikian untuk bisa dibayar dan sebagai ladang pendapatan. (ren)