Polisi Tembak Istri hingga Penganiayaan Pendukung Jokowi

Suasana pemakaman Aiptu Pariadi dan istrinya, Fitri Andayani.
Sumber :
  • VIVAnews/Putra Nasution

VIVA – Aiptu Pariadi dan istrinya, bernama Fitri Andayani ditemukan tewas mengenaskan di rumah mereka, di Dusun VI Desa Lidah Tanah, Kecamatan Perbaungan, Sergai, Sabtu malam, 5 Oktober 2019.

Fitri ditemukan di ruang tamu tengah rumah tersebut dengan luka tembak di leher dan di bagian kepala. Sementara itu, Aiptu Pariadi mengalami luka tembak di bagian kepala.

Diduga anggota personel Satuan Reserse Narkoba Polres Serdang Bedagai itu menembak istrinya terlebih dulu, lalu bunuh diri dengan menembakkan ke diri sendiri.

Setelah menjalani autopsi di Rumah Sakit Umum (RSU) Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai, jenazah personel Satuan Reserse Narkoba Polres Serdang Bedagai, Aiptu Pariadi dan jasad istrinya, Fitri Andayani (45 tahun) dibawa ke rumah orangtua mereka untuk disemayamkan, Minggu sore, 6 Oktober 2019.

Usai salat Ashar, kedua jenazah dikebumikan di Pemakaman Umum Muslim tidak jauh dari rumah duka. Selfi, anak ketiga mereka, kembali menangis dan ingin memeluk kedua orang tuanya yang hendak dimasukkan dalam liang lahat kuburan.

"Mamak jangan pergi," teriak perempuan berusia sembilan tahun itu berurai air mata. Ia langsung dipeluk anggota keluarga lainnya. Jenazah Aiptu Pariadi dan Fitri dikuburkan bersebelahan.

Sementara itu, Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu, mengungkapkan Aiptu Pariadi dan Fitri meninggalkan dua orang putra dan seorang putri yang masih kecil dan memerlukan kasih sayang orangtua. "Anak korban ini ada tiga sebenarnya, tapi yang di rumah ada dua orang, yang satu lagi sedang di luar rumah," tutur Juliarman kepada wartawan.

Apa motif kejadian itu? Baca berita selengkapnya di sini.

Berita kasus polisi diduga tembak istri lalu bunuh diri menjadi berita kriminal yang paling banyak menarik perhatian pembaca VIVAnews, Senin, 7 Oktober 2019.

Di tempat terpisah, penemuan sesosok pria tak bernyawa, di jalanan dekat kos-kosan Palsigunung, RT 06/03, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Senin, 7 Oktober 2019, mengegerkan warga sekitar.

Pria itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan luka-luka di tubuhnya. Lelaki tersebut diidentifikasi bernama Jimi Wijaya. Warga Kalideres, Jakarta Barat itu ditemukan seorang saksi saat hendak pergi ke pasar.

"Saksi yang panik kemudian melapor ke petugas keamanan," kata Kepala Satuan Reskrim Polresta Depok Komisaris Polisi Deddy Kurniawan saat dikonfirmasi VIVAnews.

Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan visum sementara, polisi meyakini korban tewas setelah dianiaya. "Ya dugaan kami ini adalah pembunuhan. Ada luka-luka yang cukup parah hingga menyebabkan korban tewas," ujar Deddy.

Tak lebih dari 24 jam, Tim Buru Sergap (Buser) Polsek Cimanggis berhasil meringkus tersangka pembunuhan sadis terhadap sopir angkutan kota (angkot) berusia 32 tahun itu. Siapa pelakunya? Simak berita selengkapnya di sini.

Selain itu, berita terkait kasus dugaan penganiayaan terhadap pegiat media sosial dan pendukung Joko Widodo, Ninoy Karundeng, juga menarik animo pembaca.

Polisi memeriksa Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212, Bernard Abdul Jabbar sebagai saksi kasus dugaan penculikan dan penganiayaan, terhadap Ninoy, Senin, 7 Oktober 2019.

"Ada (pemeriksaan) Bapak Abdul Jabbar ya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya.

Polisi mengklaim Bernard ada di lokasi penculikan dan penganiayaan Ninoy. Bernard diperiksa bersama satu orang lain bernama F alias Fery. Status keduanya sejauh ini masih saksi. "Atas nama BD (Bernard) itu ada di lokasi ikut mengintimidasi dan saat ini sedang dilakukan pemeriksaan," kata Argo.