Aulia Rencanakan Bunuh Suami dan Anak Tiri Sejak Lebaran
- Adi Suparman/ VIVAnews
VIVA – Aulia Kesuma (AK), istri muda yang jadi otak pembunuhan berencana terhadap suaminya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya, M. Adi Pradana alias Dana (23) mengaku niatan menghabisi suami dan anak tirinya muncul saat Lebaran tahun ini.
Aulia mengaku sudah tak kuat lagi hidup terlilit utang. Saat itu kondisi keuangannya sudah benar-benar habis. Edi tak mau membantunya melunasi utang dengan menjual asetnya berupa dua rumah. Jika tidak melunasi utangnya, Aulia bingung bagaimana harus melanjutkan hidupnya.
"Ya itu sejak waktu lebaran saya sudah enggak kuat, karena itu uang sudah benar-benar abis. Jadi, sisa uang bank itu, Pak Edi ngerasa saya masih ada," kata Aulia di Markas Polda Metro Jaya, Selasa 3 September 2019.
Aulia mengaku sebelum niatan ini muncul, dia sebenarnya sudah pernah bercerita soal peliknya bahtera rumah tangga dia bersama Edi ke salah satu keponakan Edi di Bandung. Dalam curhatnya itu kepada keponakan Edi yang biasa disapa Gege, Aulia mengaku tak pernah foya-foya selama hidup bersama Edi. Dia menampik utang menumpuk karena gaya hidupnya yang glamour. Utang berawal dari keinginan Edi membuat restoran.
Namun, Edi tak bisa meminjam uang ke bank karena namanya sudah buruk di mata bank. Akhirnya, atas nama Aulia, uang pun dipinjam. Sayangnya usaha restoran bangkrut. Edi lantas tak mau membantu Aulia membayar utang. Ia meminta Aulia menyelesaikannya sendiri karena utang atas namanya.
"Saya bilang sebenarnya enggak nuntut banyak, selama saya nikah dengan Pak Edi, bolehlah nanti dibuktikan sama orang-orang yang pernah ikut, pernah enggak saya sekali berfoya-foya, beli perhiasan, beli baju mahal-mahal, pernah beli sepatu mahal-mahal, pernah enggak?" ujarnya.
Akhirnya, lanjut Aulia, ide membunuh ini pun diceritakannya ke asisten rumah tangganya TN. Aulia merasa dia senasib lantaran ART-nya itu kerap diperlakukan macam binatang. ART-nya itu kerap dikasih makanan basi. Aulia menyebut Edi memang benci dengan beberapa pembantunya.
Awalnya, dia mau Edi dibunuh dengan cara halus yakni dengan cara disantet, tapi cara ini gagal. Sehingga, cara kasar pun dipilih yaitu dengan cara membunuh. Apalagi saat itu sudah jatuh tempo dari bank untuk melunasi utangnya. Sebab, jika tidak aset berupa dua rumah Edi akan disita dan hal ini bisa membuat Edi mencak-mencak.
"Karena saya sudah terkejar waktu banget, karena kalau Pak Edi tahu rumahnya bakal disita, itu benar-benar (marah)," katanya lagi.