Pembunuh Pensiunan TNI AL Pernah Jadi Polisi Cepek

Karangan bunga di sekitar rumah pensiunan TNI AL yang tewas dibunuh di Cilandak
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

VIVA – Supriyanto, pembunuh pensiunan TNI AL bernama Hunaedi, ternyata adalah seorang ‘pak ogah’. Dia biasa jadi 'polisi cepek' di kawasan Universitas Islam Negeri Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan.

"Saya biasanya jadi tukang parkir di putaran UIN," ucap Supriyanto di Markas Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis 12 April 2018.

Dia mengaku nekat merampok Hunaedi lantaran butuh uang untuk bayar kontrakan bulan ini. Supriyanto mengaku ngontrak bersama kekasihnya di Jalan Haji Muslim, Pondok Labu, yang tak terlalu jauh dari kediaman Hunaedi.

Di sana, kurang lebih setahun Supriyanto mengontrak bersama sang kekasih sebelum akhirnya di penjara karena kasus kepemilikan senjata tajam di Polsek Pesanggarahan. Aslinya, Supriyanto adalah warga Pamulang, Tangerang Selatan.

Kepada polisi, ‘pak ogah’ itu mengaku menusuk Hunaedi menggunakan pisaunya. Namun, ia tak punya niat membunuh. "Saya nggak ada niatan membunuh. Iya pisau saya," katanya.

Setelah menusuk Hunaedi, Supriyanto yang belum lama bebas dari tahanan itu pergi meninggalkan korban dengan berjalan kaki. Ia terus berjalan di dalam kompleks tanpa menyadari bahwa itu adalah kompleks TNI AL.

Pada polisi, Supriyanto menyampaikan, dia hanya memilih korban secara acak. Saat itu, ia melihat kawasan rumah Hunaedi ada di pinggir jalan raya biasa.

"Dari pengakuan, pelaku mengaku tak tahu kalau itu Kompleks TNI AL," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Indra Jafar di Markas Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis 12 April 2018.

Indra Jafar juga mengatakan, uang sebesar Rp3,2 juta hasil rampokan digunakan Supriyanto untuk membayar kontrakan, juga membeli baju dan celana.