Indonesia Minta Amerika Pertahankan Bantuan untuk Palestina
- VIVA/Dinia Adrianjara
VIVA – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan bahwa isu Palestina akan selalu berada di jantung politik luar negeri dan helaan napas diplomasi Indonesia.
Menteri menyampaikan itu, saat bertemu Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Norman Mattis, di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, pada Senin malam, 22 Januari 2018.
"Saya sampaikan bahwa isu ini mendapat perhatian besar dari masyarakat Indonesia. Kita sangat menyesalkan adanya announcement tersebut dan sampaikan posisi Indonesia mengenai two-state solution (solusi dua negara) di mana Yerusalem timur sebagai ibu kota Palestina," ujar Retno kepada wartawan.
Retno juga menyampaikan kepada Mattis tentang rencana Amerika yang akan mengurangi bantuan untuk UNRWA, atau Badan Bantuan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Palestina.
Beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengancam memangkas dana bantuan untuk Palestina, karena menuduh mereka tak lagi mau melakukan pembicaraan damai dengan Israel.
"Untuk bantuan ke UNRWA disampaikan bahwa fokus untuk pendidikan, kesehatan, keperluan wanita dan anak-anak, itu tetap akan dipertahankan serta dipelihara. Jadi tidak akan terkena dampak rencana pemotongan tersebut," ujar Retno.
Amerika adalah pendonor terbesar untuk badan PBB bernama United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) atau Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina dengan dana sebesar hampir 370 juta dolar Amerika atau Rp5 triliun pada tahun 2016.
Amerika mengapresiasi
James Norman Mattis mengapresiasi peranan yang selama ini dilakukan Indonesia di kawasan dan ingin meningkatkan hubungan bilateral Amerika dengan Indonesia.
Dalam pertemuan tertutup selama 40 menit itu kedua menteri membahas beberapa isu penting yang menjadi perhatian kedua negara.
"Isu yang disampaikan salah satunya Amerika sangat mengapresiasi peran yang selama ini dilakukan Indonesia. Saya juga sampaikan beberapa waktu terakhir saya melakukan banyak komunikasi dengan pejabat Amerika seperti Menlu dan Penasihat Presiden Trump," kata Retno.
Selain Mattis, besok juga akan datang Assistant Secretary of State for East Asian and Pacific Affairs, Susan Thornton, untuk mengimplementaikan strategi kemitraraan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Kedatangan para petinggi itu salah satu habbit of dialogue yang terus dilakukan.
"Kita melakukan perbandingan posisi-posisi terhadap isu strategis, yang tidak selalu posisi kita sama. Tapi setidaknya dia paham posisi kita. Dia mencoba mencari tahu posisi kita seperti apa dan berusaha mendekatkan posisi masing-masing," ujar Retno.
James Norman Mattis berada di Indonesia pada 22-24 Januari 2018. Selama berada di Indonesia, ia akan bertemu Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menkopolhukam Wiranto, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Dalam kunjungan menteri yang kerap disapa Mad Dog atau Anjing Gila ini, kedua menteri pertahanan juga akan membahas upaya memperkuat kerja sama dalam konteks Indo-Pasifik, untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.