Korut Ajak Korsel Reunifikasi Independen, Tolak Libatkan AS

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in
Sumber :
  • Seo Myeong-gon / Yonhap via REUTERS

VIVA – Pemerintah Korea Selatan berencana mengajukan diskusi untuk mengadakan reuni keluarga yang terpisah, dalam perundingan yang akan dilakukan dengan Korea Utara pekan ini.

Seperti diketahui, Korea Utara dan Korea Selatan pekan lalu sepakat mengadakan dialog resmi pertama mereka dalam waktu lebih dari dua tahun. Rencananya, pertemuan akan dilakukan Slasa, 9 Januari, di desa gencatan senjata di Panmunjom.

Perundingan tersebut sebagian besar akan berfokus pada partisipasi Korea Utara dalam Olimpiade Musim Dingin yang akan dilaksanakan bulan depan di Korea Selatan, namun kedua belah pihak diharapkan juga akan membawa isu-isu mereka sendiri.

"Kami akan mempersiapkan diskusi mengenai masalah keluarga yang terpisah dan cara untuk mengurangi ketegangan militer," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan, Cho Myoung Gyon, seperti dikutip Channel News Asia, Senin, 8 Januari 2018.

Lantaran Perang Korea yang terjadi pada tahun 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata dan bukan sebuah perjanjian damai formal, kedua Korea secara teknis saat ini masih dalam keadaan perang.

Namun, baru-baru ini media pemerintah Korea Utara telah berhenti mengutuk Korea Selatan dan justru meminta 'reunifikasi independen', tanpa bergantung pada negara lain seperti Amerika Serikat.

"Pemimpin hubungan antara Korea yang lebih baik bukanlah orang luar, tapi negara Korea itu sendiri," tulis kantor berita Korea Utara, KCNA, akhir pekan lalu.

Keluarga yang terpisah adalah salah satu hasil paling tragis dari Perang Korea, di mana semenanjung tersebut 'terbagi' secara resmi pada tahun 1953. Sekitar 60 ribu warga Korea Selatan yang semakin menua masih berharap bisa bertemu dengan keluarga mereka lagi.

Putaran akhir reuni kedua negara diadakan pada tahun 2015 dan jumlah anggota keluarga yang menua pun semakin berkurang. Sebelumnya, pejabat Korut mengatakan mereka tidak akan mempertimbangkan reuni lebih lanjut kecuali beberapa warganya yang membelot, dikembalikan oleh Korea Selatan.