Tak Peduli Ancaman AS, RI Tetap Komit Dukung Palestina

Tentara Israel Bentrok dengan Wanita Palestina
Sumber :
  • REUTERS/Mohamad Torokman

VIVA – Pemerintah Indonesia memastikan bahwa hubungan bilateral dengan Amerika Serikat tetap berjalan baik, pascadukungan Indonesia terhadap resolusi di Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa soal status Yerusalem.

AS sebelumnya mengancam akan 'mencatat' negara mana saja yang menolak pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir mengatakan, Indonesia dan AS memiliki hubungan kemitraan strategis di berbagai bidang. Di sektor ekonomi misalnya, nilai ekspor RI ke AS pun cukup besar.

"Terkait Palestina, posisi kita itu tidak pernah berubah dari dulu dan diketahui Amerika serta negara lain. Kita akan terus dukung Palestina. Semua negara memiliki posisinya masing-masing," ujar Arrmanatha di Gedung Kemlu, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Januari 2018.

"Kita lihat di Majelis Umum PBB, mayoritas negara dunia juga mendukung posisi yang juga didukung oleh Indonesia," tuturnya.

Sementara itu, beberapa waktu lalu Presiden AS Donald Trump mengancam akan menghentikan pembayaran bantuan masa depan kepada orang-orang Palestina, dan menuduh mereka tidak lagi bersedia untuk berbicara damai dengan Israel.

Trump mengklaim telah memberi warga Palestina ratusan juta dolar setiap tahun, namun tidak pernah dihargai. Ia juga menganggap, Palestina tidak mau menegosiasikan sebuah perjanjian damai yang telah lama tertunda dengan Israel.

Menanggapi hal itu, Arrmanatha mengatakan masih perlu dilihat secara detail apa yang dimaksud oleh pemerintah AS. Sebab, berbagai bantuan yang disalurkan kepada Palestina dilakukan lewat berbagai mekanisme, salah satunya yaitu lewat badan bantuan di Perserikatan Bangsa Bangsa.

"Kita tetap komitmen untuk bantu Palestina. Seperti tahun ini misalnya, kita akan berikan bebas pajak untuk masuknya dua produk Palestina ke Indonesia seperti minyak zaitun dan kurma. Kita berikan 'kail' untuk mereka agar bisa bangun perekonomian sendiri," ujarnya. (art)