Protes Anti-Pemerintah Meluas di Iran

Presiden Iran, Hassan Rouhani, berpidato saat peringatan Revolusi Islam Iran.
Sumber :
  • Reuters

VIVA – Demonstrasi anti-pemerintah di Iran, yang dimulai sejak Jumat lalu, 29 Desember 2017, kini meluas. Demonstrasi itu mulai terlihat di beberapa kota besar.

Jumlah pemrotes yang cukup besar dikabarkan terjadi di Rasht, Kermanshah, dan beberapa kelompok kecil di Isfahan, Hamadan, dan beberapa tempat lain.

Demonstrasi diawali dengan protes terhadap kenaikan harga, namun akhirnya terus meningkat menjadi demonstrasi melawan hukum ulama dan kebijakan pemerintah. Beberapa orang dikabarkan ditangkap di Teheran, ibu kota Iran.

Wakil Gubernur Teheran untuk bidang keamanan, Mohsen Hamedani mengatakan kepada Iranian Labour News Agency, ada sekitar 50 orang berkumpul di City Square. Mereka membubarkan diri, setelah ada peringatan dari polisi. Namun, beberapa orang memutuskan untuk tetap berada di sana.

"Mereka yang memilih tetap tinggal itulah yang ditangkapi," ujar Hamedani seperti dikutip dari BBC, Sabtu 30 Desember 2017.

Ia menambahkan, menurut aturan di wilayah tersebut, jika ada kelompok demonstran yang ingin menyampaikan kemarahan atau protes mereka dengan jumlah peserta yang cukup banyak, seharusnya mereka melapor lebih dulu.

Dalam demonstrasi tersebut, para demonstran membawa sejumlah spanduk dan poster bertuliskan "Jangan pikirkan Palestina, pikirkan kami," juga ada tulisan "Mati demi kebebasan," dan "Seluruh tahanan politik harus dibebaskan." Kelompok demonstran juga dikabarkan merusak sejumlah sarana publik, sehingga polisi menyerangnya.

Sejumlah demonstran juga dikabarkan mengkritik keterlibatan pemerintah Iran dalam memberi dukungan pada Presiden Suriah Bashar Assad dalam perang saudara di Suriah.

Demonstrasi diperkirakan masih akan terus terjadi hingga hari ini.