Turki dan Negara-negara Arab Sesalkan Veto AS soal Yerusalem
- REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
VIVA – Turki menyesalkan langkah veto yang diambil oleh Amerika Serikat terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa soal status Yerusalem yang diakui AS sebagai ibu kota Israel.
"Veto yang dikeluarkan sendirian oleh Amerika Serikat dalam pemungutan suara merupakan tanda nyata dari ilegalnya keputusan tersebut mengenai Yerusalem," ditulis Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Selasa, 19 Desember 2017.
Disebutkan bahwa keputusan AS untuk memveto resolusi tersebut menunjukkan bahwa Washington DC telah kehilangan objektivitas dan dianggap tidak bisa diterima oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB).
Sebelumnya pada hari Senin waktu setempat, Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Inggris Theresa May telah membahas mengenai pemblokiran resolusi dalam sebuah panggilan telepon. Keduanya sepakat bahwa ketegangan baru yang dapat membahayakan proses perdamaian harus dihindari.
Tak hanya Turki, negara-negara Arab dan Mesir juga ikut mengecam veto Amerika Serikat terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai pengakuan Yerusalem. AS memveto resolusi yang menolak pembentukan fasilitas diplomatik di Yerusalem.
Mesir
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Ahmed Abu Zeid menyatakan penyesalannya dalam sebuah pernyataan tertulis.
"Mesir menyesalkan hak veto dari keputusan penting yang mengindahkan hati nurani masyarakat internasional dan secara terbuka menolak pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel."
Abu Zeid mencatat bahwa negara Arab di PBB akan berkumpul untuk menilai situasi dan mendiskusikan langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi status Yerusalem.
Palestina
Juru Bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeina, mengutuk hak veto AS, menyebutnya sebagai penghinaan terhadap masyarakat internasional dan sebuah konsesi terhadap pendudukan dan agresi Israel.
Abu Rudeina menekankan bahwa hak veto ini akan menyebabkan isolasi lebih jauh kepada AS.
Kuwait
"Perlawanan atas langkah-langkah sepihak AS terhadap pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel menunjukkan bahwa kita tidak sendiri dan perhatian kita sebenarnya adalah dunia yang bebas," kata Merzuk Ali El Ganim, Juru Bicara Parlemen Kuwait.
Qatar
Ali Karadaghu, Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, yang berkantor pusat di Qatar menggambarkan keputusan AS sebagai teror dan tantangan yang harus dihadapi dunia. (one)