Trump, Presiden yang Main di Area Reality Show
- Reuters/Carlos Barria
VIVA – Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pekan lalu, terus menuai kecaman dan opini dari berbagai pihak. Salah satunya disebutkan sebagai suatu "pengalihan isu" dari kondisi dalam negeri AS yang sebenarnya sedang tidak sehat.
Pengamat Politik Amerika Serikat, Suzie Sudarman mengatakan, Amerika Serikat punya cara untuk menenangkan kelas bawah. Biasanya kelas bawah selama ini dibuai dengan berbagai macam media dan kenyamanan, sehingga mereka lupa bahwa mereka adalah 'kelas bawah'.
"Di Amerika yang punya kekayaan itu hanya satu persen, 99 persen lainnya tersisihkan. Jadi saat orang Amerika mulai paham bahwa hidup mereka tidak menjadi semakin baik, proses legitimasi itu harus diwujudkan kembali," kata Suzie di DPP Taruna Merah Putih, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Desember 2017.
Suzie menilai, Donald Trump adalah sosok pemimpin yang bermain di media 'reality show', yang akhirnya tahu bagaimana kondisi bangsa Amerika. Karena pada dasarnya orang-orang asli kulit putih atau white supremacy yang semula tidak mendukung, justru berbalik dan mendukung.
"Jadi dia (Trump) tahu persis bagaimana mengelola opini publik," ujar akademisi Universitas Indonesia tersebut. Menurutnya, Trump merupakan seseorang yang dibutuhkan kapitalis Amerika untuk menggantikan legitimasi dari sistem yang saat ini mulai dipertanyakan.
"Saat semua sistem goncang, dia harus mencari jalan lain. Jadi semacam proses legitimasi baru yang dicari lewat orang-orang kanan," ujarnya.