Menlu dan Menhan AS Dikabarkan Beda Sikap dengan Trump

Menteri Luar Negeri AS, Rex Wayne Tillerson di Washington DC, AS.
Sumber :
  • REUTERS/Kevin Lamarque

VIVA –  Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dan Menteri Pertahanan James Mattis dikabarkan menolak keputusan Trump untuk memindahkan kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Keduanya mempertimbangkan alasan keamanan.

Baik Tillerson maupun Mattis menyampaikan kepada Trump, bahwa memindahkan Kedubes AS akan membahayakan diplomat AS dan tentara mereka yang menempati basis di Timur Tengah dan negara-negara Muslim lainnya.

Reuters melaporkan, kedua pejabat pemerintahan Trump itu bahkan secara terbuka menyampaikan keberatan dan penolakan mereka soal pemindahan Kedubes.

Melalui pernyataannya, Tillerson menyampaikan, keselamatan warga AS adalah prioritas utama mereka. Dan itu artinya perlu dilakukan upaya untuk melindungi keselamatan warga Amerika yang berada di wilayah-wilayah yang berpotensi konflik akibat keputusan Trump. "Departemen Pertahanan AS telah melakukan konsultasi dengan sahabat, pasangan, dan sekutu terkait keputusan yang diambil Presiden Trump," ujarnya.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS Heather Nauert mengatakan kepada wartawan, bahwa Tillerson telah membuat keputusan yang jelas kepada Gedung Putih. Tapi ia tak merinci apa keputusan yang diambil oleh Tillerson.

Saat ditanya wartawan sehari sebelum pengumuman Trump, James Mattis menyampaikan bahwa ia sudah bicara apa adanya pada Trump. "Saya memberikan pandangan saya pada presiden. Ia harus melihat dunia dengan sudut pandang yang lain. Jadi, jika Anda akan melakukan itu, Anda harus memiliki banyak informasi. Saya sudah mengumpulkan informasi, saya membuat rekomendasi, dan saya sampaikan apa adanya," ujar Mattis dalam perjalanan dari Kuwait ke Washington.

Pemerintah AS memperkirakan kemungkinan bahaya bagi warga AS yang berada di luar negeri terkait pengumuman Trump. Mereka sudah memberikan peringatan kepada seluruh warga dan pekerja AS yang berada di luar negeri.

Konsulat AS di Jerusalem pada Selasa, 5 Desember 2017 juga telah memberi perintah pada pekerja pemerintah di Israel batas akhir untuk meninggalkan kota itu untuk segera pergi dengan keamanan tambahan karena adanya seruan untuk  melakukan demonstrasi  besar yang akan dimulai di Jerusalem dan Tepi Barat. (mus)