Ibu Kota Israel Pindah ke Yerusalem, JK Nilai AS Bikin Ruwet
- REUTERS/Eliana Aponte
VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap, Amerika Serikat akan memperburuk keadaan di Timur Tengah yang sudah kerap dilanda konflik, jika memutuskan untuk memindahkan kedutaan besar mereka dari ibu kota Israel, Tel Aviv ke Yerusalem.
Rencana pemindahan sendiri menimbulkan polemik, sebab Yerusalem adalah daerah yang juga dianggap sebagai kota yang dimiliki Palestina.
Menurut JK, melihat kondisi politik itu, rencana pemindahan yang disampaikan Presiden AS Donald Trump malah akan semakin memperburuk keadaan dengan menambah potensi konflik baru.
"Risikonya nanti akan lebih ruwet politik di Timur Tengah, karena sumber daripada banyak keruwetan itu salah satunya ya konflik Palestina-Israel. Dan, usaha Amerika untuk menjadi penengah juga akan menjadi susah," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2017.
JK mengatakan, Indonesia juga merupakan salah satu negara yang tidak mengakui Yerusalem sebagai wilayah Israel. JK berpandangan, untuk mencegah potensi konflik baru, AS tak perlu memindahkan kedutaan besar mereka ke Israel.
"Kita tak ingin AS seperti ini. Jelas posisi Pemerintah Indonesia. Pemerintah sependapat dengan Palestina agar Amerika tak memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.” (mus)