Calon Pembunuh Kemenakan Kim Jong-un Ditangkap di Beijing
- Kyodo/via REUTERS
VIVA – Dua anggota tim pembunuh dari Korea Utara ditangkap di Beijing saat merencanakan upaya untuk membunuh Kim Han-sol, putra Kim Jong-nam yang tewas diracun di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada Februari 2017 lalu.
Mengutip sumber dari Korea Utara, surat kabar Korea Selatan JoongAng Ilbo menuliskan tujuh agen telah terlibat dalam rencana pembunuhan Kim Han-sol yang juga merupakan kemenakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
"Operasi khusus dari tim pengintai Korut menembus China untuk menyingkirkan Kim Han-sol. Namun beberapa di antaranya ditangkap pekan lalu oleh Kementerian Keamanan Nasional China dan saat ini sedang diselidiki di sebuah fasilitas di luar Beijing," kata sumber tersebut sebagaimana diberitakan Telegraph, Selasa, 31 Oktober 2017.
Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai keberadaan anggota tim yang tersisa. Namun diduga tim tersebut merupakan kelompok pendukung dan unit yang dirancang sengaja mencari dan mengidentifikasi lokasi Kim Han-sol.
Pihak berwenang China mengetahui plot pembunuhan tersebut selama melakukan tindakan pengamanan yang super ketat selama Kongres Nasional Partai Komunis ke-19 di Beijing yang berlangsung selama sepekan sejak 18 Oktober 2017 lalu.
Upaya pembunuhan Kim Han-sol muncul pada periode sidang terhadap Siti Aisyah dan Doan Thi Huong yang dituduh membunuh ayahnya Kim Jong-nam sedang berlangsung. Kedua tersangka tersebut dituduh mengoleskan agen saraf VX di wajah Kim Jong-nam namun menolak terlibat dan mengaku hanya menjadi korban.
Setelah kematian ayahnya, Kim Han-sol bersembunyi dengan ibu dan adik perempuannya yang diduga dibantu oleh sebuah organisasi bayangan bernama Cheollima Civil Defence. Dalam sebuah video yang dirilis di YouTube, Kim sempat mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak yang telah membantunya melarikan diri ke negara lain.
Sementara itu dalam sebuah pernyataan, Cheollima Civil Defence mengaku pihaknya pada Februari 2017 lalu menerima sebuah permintaan darurat oleh dari keluarga Kim Jong-nam untuk diekstradisi dan diberikan perlindungan.
"Ketiga anggota keluarga tersebut bertemu dan pindah ke tepat yang aman," ujar pihak Cheollima. Diduga, Kim Han-sol dan keluarganya masih berada di China di bawah perlindungan.
Ada anggapan bahwa Beijing memosisikan Kim Jong-nam sebagai pemimpin potensial Korea Utara jika saudara tirinya itu digulingkan. Dengan meninggalnya Kim Jong-nam maka Kim Han-sol adalah satu dari sedikit keturunan sedarah yang tersisa dari susunan keluarga komunis itu dan satu-satunya yang kini berada di luar Korut.
Namun Kim Han-sol yang masih berusia 20 tahun tampaknya adalah figur yang sangat berbeda dengan pemimpin Korut kebanyakan. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Finlandia pada 2012, Kim Han-sol mengaku bahwa ambisinya hanya untuk membantu rakyat Korea Utara.