Suku Tzotzil, Minoritas Muslim di Jantung Katolik

Umar (64), seorang pemeluk Islam dari Suku Tzotzil Maya Meksiko mengenakan kopiahnya.
Sumber :
  • Reuters/Edgard Garrido

VIVA – Tzotzil, demikian nama suku kecil yang berdiam di Selatan Meksiko, tepatnya di negara bagian Chiapas ini dikenal.

Suku ini diketahui sejak 1980, banyak yang beralih keyakinan agamanya dengan memeluk Islam dari sebelumnya Kristen, atau Katolik yang mendomiasi negara tersebut.

Sejak itu, jumlah Muslim di Suku Tzotzil berkembang dan bertahan hingga kini. Meski dalam jumlah yang sangat sedikit, namun Tzotzil menjadi penyumbang pemeluk Islam di Meksiko yang mencapai satu persen dari total penduduk yang mencapai 120 juta orang.

FOTO: Potret seorang  perempuan Muslim dari Suku Tzotzil, Meksiko/REUTERS/Edgard Garrido

"Orang-orang menganggap kami aneh, ketika kami bertobat (memeluk Islam). Mereka mengira, kami teroris dan takut kepada kami," kata Mustafa, seorang Suku Tzotzil seperti dikutip dari thewire, Jumat 27 Oktober 2017. "Tapi seiring waktu, persepsi itu kemudian menghilang."

FOTO: Potret perempuan Muslim dari Suku Tzotzil Meksiko/REUTERS/Edgard Garrido

"Kami adalah agama monoteistik," tambah Umar, seorang mantan pendeta yang memeluk Islam pada 1990.

Umar, kini menjadi orang yang menjembatani komunikasi antara umat Kristen dan Islam di Tzotzil.

FOTO: Mohamed Amin (55) dan istrinya Monida (53), warga Suku Tzotzil sedang memasak makanan/REUTERS/Edgard Garrido

Dari literasi sejarah, Islam masuk ke Meksiko, memang sejak 1980-an, ketika seorang perantau Spanyol, memperkenalkannya ke Sekte Murabitun di Kota San Cristobal.

Di Meksiko, kaum Muslim di sini dikenali dengan kopiah bagi kaum laki-lakinya dan jilbab yang terbuat dari syal khusus milik Suku Maya untuk perempuannya. (asp)