Cara China Ajak Warga Sadar Kesegaran Udara Ibu Kota
- VIVA.co.id/Dusep Malik
VIVA – Ketika mendaratkan kaki di Ibu Kota China, Beijing ada hal serius yang menjadi perhatian para pelancong saat itu. Sebab, di udara dingin yang mencapai 8-13 derajat celcius tersebut terlihat tak wajar karena penuh dengan kabut tebal.
Jarak pandang di kota itu terlihat sangat tipis yaitu sekitar 50 meter dengan aroma kurang sedap bila dihirup secara normal. Kondisi tersebut ternyata sudah sering terjadi dan terlihat seperti normal saja oleh para penduduknya.
"Itu polusi (kabutnya), dari jutaan kendaraan yang lalu lalang di kota dan juga asap dari industri," kata Andrew salah satu mahasiswa di Renmin University of China, Kamis 26 Oktober 2017.
Ia mengungkapkan, banyaknya kendaraan di kota ini telah membuat udara menjadi kurang baik dalam beberapa tahun terakhir. Dan kini pemerintah China sadar akan hal itu dan telah melakukan beberapa kebijakan dalam pembangunan.
Berdasarkan data biro statistik pemerintah Kota Beijing, tercatat sebanyak 5,62 juta kendaraan yang lalu lalang di jalanan Ibu Kota sepanjang 2015.
Pada hari ini, akibat banyaknya polusi tersebut Indeks Kualitas Udara Kota Beijing atau AQI mencapai 214 mikrogram per kubik meter. Angka ini jauh di atas standar aman maksimal WHO, yaitu 25 mikrogram kandungan PM 2.5 per kubik meter.
Polusi udara di salah satu ruas jalan tol di Kota Beijing, China (Foto: VIVA.co.id/Dusep Malik)
VIVA.co.id sempat mempertanyakan hal ini kepada beberapa penduduk Kota Beijing dalam mengatasi hal tersebut. Beberapa dari penduduk pun mengakui mulai sadar akan kabut ini dan telah banyak melakukan perubahan pola transportasi.
Dan memang terlihat, di kota ini tidak lagi dijumpai sepeda motor lalu lalang, dan mulai tergantikan sepeda dan motor listrik.
"Ya sekarang mulai banyak masyarakat menggunakan sepeda, dan ini banyak tersedia disetiap jalan bila masyarakat ingin menggunakannya dengan cara menyewa dengan sangat-sangat murah," jelas Andrew.
Kumpulan sepeda yang bisa disewa warga Kota Beijing, China (Foto: VIVA.co.id/Dusep Malik)
Ia melanjutkan, untuk menyewa sepeda-sepeda tersebut di seluruh Kota Beijing masyarakat hanya membutuhkan biaya sekitar 0,1 Yuan hingga 1 Yuan per 30 menit. Sewa sepeda tersebut pertama kali dilakukan oleh perusahaan start Up UFO dan kini sudah tersebar di 34 kota di China.
"Ini bisa kita sewa di mana saja, di China kita membayar dengan elektronik money seperti WeChat. Dan membayarnya dengan scan barcode melalui handphone dan terhubung GPS. Sangat murah sekali. Bahkan, ada promo dua jam pertama gratis selanjutnya bayar agar masyarakat mau beralih untuk lingkungan," jelasnya.
Perlu diketahui, untuk menunjang program ramah lingkungan tersebut, hampir semua kota di Beijing dibuatkan jalur khusus untuk berkendara dengan sepeda. Tak tanggung-tanggung dua meter jalan dibuat separator layaknya jalur busway oleh pemerintah guna menjaga keselamatan pesepeda.