Selain Trump, Ada Lagi Pejabat AS yang Paling Dibenci Korut

Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley (kanan), dan Presiden Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson

VIVA – Ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara masih terus terjadi. Apalagi, Korut makin gerah karena AS berhasil melobi PBB untuk menjatuhkan sanksi yang lebih berat kepada negara itu.

Bahkan Korut baru-baru ini menyatakan, negaranya tak akan mau berdiplomasi dengan AS sebelum bom atau rudal pertama menyentuh daratan Amerika. Presiden Donald Trump bisanya menjadi objek cibiran Pyongyang. Perang urat saraf antara Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un juga menjadi sorotan dunia.

Namun selain Trump, Korut juga menyoroti kiprah Politikus AS lainnya. Dia adalah Duta Besar untuk PBB, Nikki Haley. Politikus perempuan itu sebagaimana diposisikan otoritas Korut, juga tampaknya menjadi tumpuan kebencian. Haley dinilai menjadi salah figur yang memanas-manasi PBB agar menjatuhkan sanksi lebih besar atas negara itu.

Dalam sidang-sidang PBB termasuk di Dewan Keamanan, Haley dilaporkan selalu vokal mengkritik dan menekan agar PBB dan negara-negara anggotanya ikut bereaksi terhadap Korut.

Saking sebalnya dengan Haley, Korut melalui agensi pemerintahnya bahkan menyebut perempuan tersebut sebagai pelacur sebagaimana dilansir laman Independent.

Korut juga menuding Haley tak kompeten menjadi dubes dan hanya bisa menjilat tuannya namun membawa-bawa kepentingan nasional AS. Korut juga menyebut Haley sebagai perempuan berlidah tajam.

Namun beberapa media sempat menyebutkan bahwa Haley kini termasuk politikus paling menonjol dalam pemerintahan Trump. Peran Haley sebagai Dubes AS untuk PBB dinilai bisa dijalankannya dengan optimal. Bahkan Haley diprediksi akan menjadi politikus paling berpengaruh di negara itu. (ren)