Saudi Hemat Rp70 Triliun Jika Perempuan Setir Mobil Sendiri
- REUTERS/Faisal Al Nasser
VIVA.co.id – Keputusan Kerajaan Saudi yang mengizinkan perempuan untuk menyetir mobil sendiri ternyata juga terkait soal penghematan negara. Seorang ekonom Saudi memuji keputusan Raja Salman dan yakin keputusan itu akan menyelamatkan keuangan negara.
Dikutip dari Arab News, 4 Oktober 2017, Abdullah Ahmed al-Moghlooth seorang anggota Asosiasi Ekonomi Saudi (SEA) yakin, keputusan itu bisa menyelamatkan keuangan Kerajaan hingga $5,3 miliar per tahun atau sekitar Rp70 triliun. Ia menjelaskan, penghematan itu bisa dilakukan karena perempuan Saudi tak akan lagi membutuhkan sopir untuk mengantar mereka ke mana-mana.
Saat ini pemerintah Saudi mengeluarkan dana hingga 33 miliar real Saudi untuk menggaji para pengemudi dari negara asing yang jumlahnya mencapai 1,38 juta pekerja. Selain itu ada biaya rekruitmen, iqama, dan izin kerja yang harus dibayar oleh majikan untuk pekerja asing.
Biaya sebesar itu dikeluarkan oleh pemerintah Saudi untuk janda, wanita bercerai, dan lajang yang tak mampu membayar gaji pengemudi ekspatriat. Dengan mengizinkan perempuan menyetir mobil sendiri, maka biaya sopir bisa ditiadakan dan itu akan meringankan beban keuangan sektor masyarakat Saudi.
"Saya yakin keputusan ini bisa mengurangi pengeluaran kerajaan hingga 20 miliar Saudi per tahun. Itu dengan asumsi bahwa 50 persen pengemudi yang ada tidak lagi dibutuhkan. Karena dengan mengizinkan perempuan menyetir mobil, maka keluarga Saudi akan memilih untuk tidak lagi merekrut pengemudi asing," ujar Al Maghlooth.
Al-Maghlooth juga memuji keputusan pemerintah tentang izin mengemudi bagi perempuan sebagai langkah untuk meningkatkan hak mereka, perlindungan sosial, ekonomi, dan hukum bagi perempuan. "Ini adalah keputusan bijak dan positif yang memiliki dimensi, tidak hanya untuk kebebasan perempuan, dan menjamin hak mereka, tapi juga menjadi momentum ekonomi," katanya.
Sebab, keputusan itu sejalan dengan Tujuan Visi 2030 dan National Transformation Program (NTP) 2020 yang bertujuan mengurangi pekerja ekspatriat besar-besaran dan mempekerjakan warga Saudi.
Selain itu, dengan mengizinkan perempuan mengemudi secara profesional, maka itu juga bisa mengakomodasi pertimbangan budaya negara tersebut untuk mengizinkan terjadinya pembauran jenis kelamin di ruang publik.