Israel Tetap Jual Senjata ke Myanmar

Pengungsi Rohinngya Terus Melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar akibat konflik dan kekerasan yang terjadi di Rakhine.
Sumber :
  • REUTERS / Mohammad Ponir Hossain

VIVA.co.id – Pemerintah Israel menegaskan bahwa mereka menolak untuk menghentikan penjualan senjata ke Myanmar, meski ada kekerasan yang diduga dilakukan militer terhadap Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine.

Selain itu, pemerintah Israel juga meminta kepada Pengadilan Tinggi negaranya untuk tidak mencampuri hubungan luar negeri Israel. Pemerintah juga mengatakan tidak akan mengungkap ke mana saja negara yang menjadi tujuan penjualan senjata Israel.

Diberitakan Haaretz dan dilansir Asian Correspondent, Kamis, 28 September 2017, kasus perdagangan senjata ke Myanmar ini diajukan ke Pengadilan Tinggi setelah muncul petisi yang diajukan oleh aktivis HAM yang menuntut diakhirinya perdagangan senjata.

Pengacara Itay Mack, yang mengajukan petisi atas nama para aktivis tersebut, mengatakan pada persidangan bahwa United States dan Amerika Serikat telah melarang perdagangan senjata ke Myanmar. Hanya Israel satu-satunya negara Barat yang memasok senjata ke negara itu.

Menurut informasi, perusahaan senjata israel telah menjual lebih dari 100 tank tempur, serta kendaraan patroli dan senjata ringan ke militer Myanmar dalam beberapa tahun terakhir. Setiap perusahaan Israel yang ingin menjual senjata ke luar negeri, harus mendapat persetujuan dari negara.

Ini bukan kali pertama Israel dituduh memasok senjata kepada mereka yang melakukan kejahatan perang. Israel diduga memiliki sejarah mempersenjatai pembantaian di Bosnia, kediktatoran militer di Chile, juga mempersenjatai kejahatan di Sudan Selatan. (ase)