Rusia Prihatin Krisis Kemanusiaan di Rakhine
- VIVA.co.id/SOS ACT Dok
VIVA.co.id – Pemerintah Rusia turut menyampaikan keprihatinannya atas krisis kemanusiaan yang dialami minoritas Muslim Rohingya, di negara bagian Rakhine State. Rusia mengimbau agar krisis tersebut dapat diselesaikan dengan dialog damai.
"Kami menyarankan adanya dialog untuk mencari solusi perdamaian di negara bagian Rakhine, agar krisis kemanusiaan dapat dihentikan dan tidak terus menerus berlanjut," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin di Jakarta, Rabu, 27 September 2017.
Menurut Dubes Galuzin, akses kemanusiaan ke negara bagian Rakhine harus terus dibuka oleh pemerintah Myanmar, agar bantuan kemanusiaan dari masyarakat internasional dan Palang Merah dapat segera disalurkan.
Seperti diketahui, ribuan Muslim Rohingya yang masih terjebak di Myanmar memohon kepada pihak berwenang untuk membantu mereka keluar dari kekerasan, setelah akses jalan tempat mereka tinggal terputus dan terancam kehabisan persediaan makanan.
Sampai tiga minggu yang lalu, ada 21 desa di Rathedaung bersama dengan tiga kamp pengungsi lainnya telah menerima serangan kekerasan. Sebanyak 16 desa dan tiga kamp pengungsi telah dikosongkan dan dalam banyak kasus dibakar, memaksa 28 ribu Rohingya melarikan diri.
Sementara itu, lima desa Rohingya yang masih bertahan dan 8.000 warganya dikelilingi oleh etnis Rakhine asli dan sangat rentan. Menurut kelompok pemantau HAM, situasi di sana sangat mengerikan, di mana rute pelarian ke Bangladesh pun sangat sulit dan panjang untuk dilalui. (ase)