Gara-gara Menyanyi di Televisi, Ulama Mesir Ditangkap

Masjid Al Azhar, Kairo, Mesir.
Sumber :
  • Daily Sabah

VIVA.co.id – Kementerian Awqaf Mesir, memutuskan untuk menangkap syekh al Azhar, Ihab al-Yunis. Ia ditangkap, karena menyanyikan lagu "Lesa Faker," sebagai sebuah penghormatan pada Um Kolthum, seorang penyanyi terkenal di Arab.

Al-Yunis menyanyikan lagu tersebut, saat masih mengenakan seragam ulama al Azhar di sebuah saluran televisi satelit Mesir.

Melalui pernyataan resminya, Menteri Syekh Jaber Taya, yang memimpin Kementerian Awqaf yang khusus menangani masalah keagamaan mengatakan, jabatan Ihab al-Yunis sebagai ulama al-Azhar dan imam di masjid Ali bin Abi Thalib, berada di bawah pengawasan manajemen Awqaf al-Salam. "Saat ini, Yunis berada dalam proses penyelidikan kementerian," ujar Jaber Taya melalui pernyataan yang disiarkan, seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Minggu 24 September 2017.

Bagaimana pun, pihak Al Azhar mengecam aksi sang ulama dengan menekankan tindakannya menodai 'jubah' ulama. Kecaman yang sama juga dilakukan oleh observatorium al-Azhar, dengan mengatakan bahwa 'jubah' Azhari bagi publik dan dunia Islam dikaitkan dengan seragam ilmuwan agama, pelaja,r dan pemberi fatwa. Karena itu, seharusnya tidak dipakai saat menyanyi, atau mempraktikkan seni, meski memiliki tujuan tertentu.

Sehubungan dengan kejadian tersebut, lembaga pengawas ulama juga meminta pada ulama yang memakai sorban Azhari untuk berkomitmen terhadap apa maksud dari 'seragam' tersebut. Termasuk, bagi mereka yang melakukan studi ilmiah tentang agama dan mengajarkannya kepada orang-orang. Hal ini juga memperingatkan mereka untuk melepaskan seragam, jika tidak sedang melakukan kegiatan keagamaan.

"Mengenakan seragam Azhari saat bernyanyi, tidak sopan dan merendahkan jabatannya secara signifikan," observatorium menambahkan.

Kecaman juga ditujukan pada acara televisi tersebut, yang menurut observatorium al Azhar, sebagai upaya media untuk mendistorsi prestise seragam ulama, dan mengonsolidasikan stereotip negatif terhadapnya, menghancurkan kebebasan berabad-abad.

Tindakan Yunis, juga memicu kontroversi di kalangan pengguna media sosial, membuat mereka tersinggung dan kesal. Akibatnya, ia mengalami gelombang penghinaan di halaman Facebook-nya.

Di sisi lain, pengguna twitter menuduh Yunis tidak menghormati seragam Azhari dan mencoba menggunakannya untuk keuntungannya sendiri dan untuk membuatnya menjadi perhatian publik.