Penduduk Muslim Rohingya di Rakhine Minta Dibantu Keluar

Pengungsi dari etnis Rohingya di Rakhine State yang melarikan diri ke Bangladesh, melalui jalan yang lembab dan sungai kotor.
Sumber :
  • VIVA.co.id/SOS ACT Dok

VIVA.co.id – Ribuan muslim Rohingya yang masih terjebak di zona konflik memohon agar dibantu keluar dari wilayah Rakhine, Myanmar, setelah akses jalan tempat mereka tinggal terputus. Warga Rohingya juga terancam kehabisan persediaan makanan di sana.

"Kami ketakutan. Kami akan kelaparan tak lama lagi dan mereka mengancam akan membakar rumah kami," kata Maung Maung, seorang warga Rohingya petinggi Desa Ah Nauk Pyin sebagaimana dikutip Reuters melalui sambungan telepon.

Warga Rohingya lainnya yang dihubungi media mengatakan bahwa umat Buddha Rakhine datang ke desa tempat mereka tinggal dan memaksa mereka untuk pergi atau akan dibunuh.

Ah Nauk Pyin berada di pesisir pantai bakau di Rathedaung yang merupakan satu dari tiga wilayah administratif Rakhine Utara. Sementara penduduk desa setempat tak memiliki kapal atau kendaraan lainnya untuk melarikan diri.

Hingga tiga minggu yang lalu, ada 21 desa di Rathedaung bersama tiga kamp pengungsi lainnya yang telah mengalami serangan. Sebanyak 16 desa dan tiga kamp pengungsi lalu dikosongkan dan sebagian dibakar yang memaksa 28 ribu Rohingya melarikan diri.

Sementara itu lima desa Rohingya yang masih bertahan dan 8000 warganya dikelilingi oleh etnis Rakhine asli sangat rentan terhadap bahaya. Menurut kelompok pemantau HAM, situasi kini sangat mengerikan di mana rute pelarian ke Bangladesh sangat sulit dan cukup panjang untuk dilalui dengan selamat.

Tin Maung Swe, Sekretaris Pemerintah negara bagian Rakhine mengatakan bahwa dia telah bekerja sama dengan pihak berwenang Rathedaung dan disebutkannya tak ada laporan warga yang minta diselamatkan.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Rathedaung selatan benar-benar aman," katanya.

AS Mendesak

Senada dengan pernyataan itu, Juru Bicara Kepolisian Nasional Myo Thu Soe mengatakan bahwa dia juga tidak menerima informasi tentang desa Rohingya. Namun dia berjanji akan menyelidiki masalah tersebut.

Ketika diminta berkomentar, juru bicara Direktorat Asia Timur dari Departemen Luar Negeri AS, Katina Adams, tidak menjabarkan laporan terakhir situasi di desa-desa tersebut. Namun Amerika Serikat sudah mendesak pasukan keamanan Myanmar untuk bertindak sesuai dengan aturan hukum dan menghentikan tindak kekerasan.

"Puluhan ribu orang dilaporkan kekurangan makanan, air dan tempat tinggal memadai di negara bagian Rakhine. Pemerintah harus segera bertindak untuk membantu mereka," kata Adams. (ren)