Media China Tuding AS Sumber Instabilitas Global

Bendera AS dan China/Ilustrasi.
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria

VIVA.co.id – Beijing memperingatkan Presiden Donald Trump untuk tak mengubah koalisi internasional terhadap Korea Utara dengan melakukan provokasi perang dagang antara China dan Amerika.  Media China Global Times menuliskan, perang dagang dengan China bisa menjadi boomerang bagi pemerintahan Trump.

Menurut Global Times, publik AS tak akan sanggup menahan kerugian yang akan terjadi. "Jika terjadi perang dagang antara AS dan China, siapa saja yang saat ini mendukung sikap keras pada China akan berbalik melawan pemerintahan Trump," tulis editorial surat kabar tersebut seperti dikutip oleh The Washington Post, 15 Agustus 2017.

"Sumber instabilitas global bisa jadi bukan ambisi nuklir Korea Utara atau krisis pengungsi di Eropa, tapi sumber kerusuhan itu adalah kekacauan di  Amerika Serikat," tulisnya. Dengan tajam media itu menambahkan opininya, "Publik juga memperhatikan bahwa Trump menggunakan perselisihan internasional untuk mengalihkan perhatian publik dari kekacauan domestik."

Sebelumnya, mengikuti sanksi pengetatan ekonomi kepada Korea Utara seperti yang ditetapkan oleh PBB, pada Senin, 14 Agustus 2017, China memutuskan untuk menghentikan import bijih besi, besi, timah dan batu bara dari Korea Utara. Keputusan China itu berlaku efektif mulai Selasa, 15 Agustus 2017.

Sementara itu, soal kerusuhan yang terjadi di Semenanjung Korea, pemerintah China mendesak semua pihak yang berkepentingan di Semenanjung Korea untuk menahan diri.

Menggunakan bahasa kiasan, seperti diberitakan oleh Reuters, 15 Agustus 2017, negeri Tirai Bambu itu meminta agar negara-negara yang bertikai tak 'menyalakan api,' juga  'tidak melemparkan minyak ke api yang sedang berkobar' melalui ucapan atau tindakan mereka.

Pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying saat pertemuan harian dengan wartawan di Beijing, Selasa, 15 Agustus 2017.

Dan hari ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menunda keputusannya untuk menembakkan rudal mereka ke wilayah Guam. Namun ia mengatakan akan mengamati setiap langkah yang akan dilakukan AS. Sementara Presiden Korea Selatan mengatakan akan mengerahkan semua upaya untuk mencegah terjadinya perang di Semenanjung Korea.