AS Pelit Ilmu, Indonesia-Korsel Cari Teknologi Pesawat Eropa

KF-X, rancangan pesawat tempur Indonesia dan Korsel.
Sumber :
  • http://www.deviantart.ne

VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia dan Republik Korea Selatan menjajaki kerja sama dengan sejumlah negara di Eropa untuk memperoleh empat dari 25 pengetahuan teknologi yang diperlukan terkait pembangunan pesawat tempur Korea Fighter Xperiment-Indonesia Fighter Xperiment atau dikenal dengan KFX/IFX.

Hal itu dilakukan menyusul tak kunjung diberikannya empat lisensi pengetahuan teknologi itu oleh Amerika Serikat yang melarang Lockheed Martin, perusahaan dirgantara AS yang memiliki pengetahuan teknologi tersebut, menjualnya kepada Indonesia-Korsel.
 
"Empat teknologi inti tidak akan diberikan AS ke siapa pun termasuk Korea. Untuk teknologinya sendiri, dari 25 teknologi, masih minus sembilan. Lima di antaranya bisa disediakan Korea sementara empat tidak akan diberikan," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan, Anne Kusmayati di Kantor Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Juli 2017.

"Makanya sekarang sudah ada industri ditunjuk Korea. Mereka menjajaki kerja sama dengan Eropa. Tapi bukan kapasitas kami untuk menyampaikan dengan siapa mereka bekerja sama," lanjutnya.  

Empat teknologi tersebut yakni Active Electronically Scanned Array atau sistem AESA, sistem perang elektronik, pencari dan pelacak infra merah IRST, electro-optical targeting pod serta pengacak radar.

Anne menyampaikan, langkah alternatif ini dilakukan untuk memperoleh pengetahuan teknologi yang dibutuhkan. Dengan demikian, Indonesia-Korsel tetap berupaya mencapai target penyelesaian program kerja sama pada tahun 2026.

Diketahui ada 175 pesawat tempur yang ditargetkan bisa diproduksi secara massal. Rinciannya, 150 pesawat untuk Angkatan Udara Korsel dan 25 pesawat untuk TNI AU.

"Mereka (rekanan di Eropa) akan memberi teknologi yang boleh digunakan di alat yang akan dipasang di pesawat," ujar Anne.