Australia Minta Indonesia Jadi Pengaruh Besar di OKI

Presiden Joko Widodo memimpin KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam
Sumber :
  • REUTERS/Garry Lotulung

VIVA.co.id – Indonesia diminta senantiasa berperan penting dalam dunia Islam mengingat jumlah muslim terbesar di Indonesia.

Hal ini sempat disampaikan oleh Utusan Khusus Australia untuk Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Ahmed Fahour saat bertemu dengan Menlu RI Retno Marsudi di Jakarta.

"Dari Utusan Khusus Australia menyampaikan agar Indonesia sebagai negara populasi Islam terbesar di dunia dapat memainkan peran penting dan menjunjung tinggi keseimbangan demokrasi dan toleransi," kata Jubir Kemlu, Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis 20 Juli 2017.

Arrmanatha mengatakan, pada saat pertemuan tersebut, Menlu Retno menyampaikan beberapa perkembangan OKI dan dunia Islam di antaranya mengenai pertemuan di Riyadh antara Presiden AS Donald Trump dan beberapa pemimpin negara Islam yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu juga dibahas mengenai perkembangan hasil pertemuan OKI di Abidjan, Pantai Gading, awal Juli lalu.

Sementara peran Indonesia di OKI juga jelas terlihat atas dukungan terhadap Palestina. Indonesia diketahui memiliki Konsul Kehormatan Indonesia di Ramallah yang tak hanya membantu kepentingan Indonesia dan perlindungan warga negara Indonesia (WNI) melainkan juga meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Palestina.

“Konsul Kehormatan kita (Maha Abu Shusheh) termasuk pengusaha ternama dan aktif di kamar dagang Palestina. Bahkan tahun lalu pihaknya mengajak pengusaha Palestina mengunjungi expo di Jakarta. Itu membantu perdagangan negara,” kata Arrmanatha Nasir.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi resmi melantik Konsul Kehormatan pertama Indonesia di Palestina, Maha Abu-Shusheh yang berkedudukan di Ramallah pada 13 Maret 2016. Upacara pelantikan dilaksanakan di KBRI Amman, Yordania.

Selain itu peningkatan hubungan baik Indonesia dengan Palestina juga terbukti saat pertemuan OKI. Menlu Retno Marsudi bertemu langsung secara bilateral dengan Menlu Palestina, Riyad Al Maliki untuk membahas isu politik dan situasi terkini di Palestina.
 
Laporan: Binteri Afsari